INDRAMAYU (CT) – Ambruknya bangunan kelas I, II, III dan IV SDN Cangkring II, Desa Cangkring Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu, diklaim pihak sekolah bukan karena hujan deras, melainkan karena kontruksi bangunan yang tidak baik.
“Kami menduga pembangunan empat ruang kelas yang baru diresmikan tahun 2012 lalu, diduga tanpa menggunakan standar pelaksanaan pekerjaan. Bangunan tersebut berdiri tidak seperti yang diharapkan,” kata salah seorang Guru SDN Cangkring II, Kari kepada CT, Senin (25/01).
Kari menceritakan kejadian tersebut mulai pada pukul 07.00 wib terdengar suara keras seperti membelah bambu, setelah dilihat ternyata genting bangunan di kelas IV turun 20 sentimeter, lalu pada pukul 09.00 wib bangunan tersebut ambruk.
“Pada saat kejadian tidak ada hujan, meskipun memang malam harinya sempat hujan. Untungnya kejadian ini bukan pada jam sekolah,” ucapnya.
Dia menuturkan harusnya jarak genting dan kerangka besi sekitar 80 sentimeter, sedangkan konstruksi bangunan tersebut jaraknya mencapai 1,5 meter, “jadi jelas kontruksi bangunannya tidak stabil,” katanya.
Sementara itu, Guru lainnya, Suwandi mengatakan sekitar 80 siswa dari empat kelas terpaksa KBM-nya diungsikan di Madrasah Nahdatul Ulama, yang tidak jauh dari lokasi sekolah.
“Memang pada saat kejadian tidak ada hujan, kami menduga kontruksinya tidak bagus,” ujarnya.
Di lain pihak, salah seorang warga setempat, Armin, menambahkan pihaknya pun membenarkan bahwa ambruknya bangunan bukan karena hujan deras, melainkan kontruksi bangunan yang tidak baik.
“Tidak ada hujan pada saat kejadian,” pungkasnya. (Dwi Ayu)