Cirebontrsut.com – Sebanyak 625 peserta Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Cirebon dibaiat. Ritual tersebut sebagai tanda mereka telah resmi menjadi anggota Banser yang mengabdi untuk Nahdlatul Ulama (NU).
Pembaiatan ditandai dengan pemberian baret kepada para peserta, yang dilakukan langsung oleh Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Cirebon, Ustaz HM. Ujang Bhustomi, Kepala Satuan Koordinator Nasional (Kasatkornas) Banser, Drs. Alfa Isnaini yang diampingi Komandan Densus 99, Nuruzzaman, dan para petinggi Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kabupaten Cirebon, KH. Wawan Arwani dan KH. Aziz Hakim Syaeroji.
Sebelum pembaiatan, ratusan peserta tersebut digembleng terlebih dahulu selama tiga hari. Mereka diberi pelatihan fisik ala militer dan materi ideologi Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) NU dan Pancasila, serta dibekali ilmu hikmah.
Dengan dilaksanakannya prosesi pembaiatan Diklatsar angkatan kesebelas ini, yang berlangsung di halaman Padepokan Anti Galau, Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Minggu (06/08) malam. Ustaz HM. Ujang Bhustomi berpesan kepada para peserta, agar diniatkan untuk mengabdi menjaga kiai-kiai NU dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Niatnya karena Allah SWT. Karena sekarang banyak penjajah akidah NU tersebar dimana-mana. Kalau bukan Banser yang menyikat mereka, siapa lagi. Kedepan kita banyak tantangan. Salah satunya menghadapi ISIS, yang sekarang sudah sampai di Aceh. Kalau kita tidak menyiapkan sekarang, kita akan kalah. Saya harap yang ikut Diklatsar menjadi Banser yang militan. Siap menjadi garda terdepan untuk membela kiai-kiai NU dan NKRI,” pesannya kepada ratusan peserta Diklatsar.
Sementara, Kasatkornas PP GP Ansor, Drs. Alfa Isnaini menuturkan, dalam dua tahun lebih ini Banser dan Ansor menjaga NKRI dari ancaman organisasi-organisasi radikalisme. Dirinya berpesan kepada kader Ansor dan Banser jangan sampai terpancing dengan propagandan kelompok radikalisme tersebut.
“Gerakan awal kami banyak dicaci maki banyak pihak, karena persoalannya meletakan HTI itu sebagai musuh kita. Hal itulah yang selalu digemborkan bahwa kami memusuhi kelompok Islam. Memang iya, mereka Islam, tetapi tidak cukup dalam ber-Indonesia hanya ukhuwah Islamiyah,” tandasnya. (Riky Sonia)