Deteksi Penyakit Kronis Sejak Dini, BPJS Kesehatan Luncurkan Layanan Mobile Screening

Cirebontrust.com – Beberapa gejala penyakit kronis seperti diabetes melitus, hipertensi, ginjal kronik, dan jantung koroner sering diabaikan masyarakat Indonesia.

Pada fase awal, umumnya orang tidak merasa terganggu oleh gejala yang ditimbulkan. Kebanyakan masyarakat baru sadar mengidap penyakit tersebut ketika sudah mencapai fase lanjut.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengelola resiko penyakit-penyakit kronis tersebut sejak dini, BPJS Kesehatan meluncurkan layanan mobile screening.

Demikian disampaikan Kepala BPJS Kesehatan KCU Cirebon Dasrial SE, Ak, M.Si, pada acara konferensi pers “Mobile Screening Day” di Aula PT Arteria Daya Mulia (Arida), Pegambiran, Kota Cirebon, Rabu (01/02).

Hadir pula sebagai pembicara pada acara tersebut, Kasi Yankes Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Rohmi Silmy, SKM., M.Si., General Manager HRD PT Arida, Drs. H Tarjono, dan Kepala Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer BPJS Kesehatan KCU Cirebon, Retna Wahyuni S.Far., Apt.

Dijelaskan Dasrial, Skrining Riwayat Kesehatan merupakan penambahan fitur terbaru di aplikasi BPJS Kesehatan Mobile setelah fitur untuk mengecek status kepesertaan, melihat tagihan iuran JKN-KIS, melihat lokasi fasilitas kesehatan, dan sebagainya. Jika sebelumnya peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) hanya dapat melakukan skrining riwayat kesehatan secara manual di Kantor Cabang BPJS Kesehatan atau fasilitas kesehatan mitra BPJS Kesehatan, kini mereka bisa melihat potensi resiko kesehatan melalui fitur Skrining Riwayat Kesehatan pada aplikasi BPJS Kesehatan Mobile yang bisa diunduh di play store smartphone android.

Dengan diluncurkannya fitur Skrining Riwayat Kesehatan pada aplikasi BPJS Kesehatan Mobile (mobile skrining) yang praktis digunakan ini, dirinya berharap peserta JKN-KIS dapat lebih peduli untuk melakukan pemeriksaan riwayat kesehatannya. Semakin dini peserta mengetahui resiko kesehatannya, semakin cepat upaya pengelolaan risiko itu dilakukan, sehingga jumlah penderita penyakit kronis dapat menurun.

“Efek jangka panjangnya adalah menurunnya pembiayaan keempat penyakit kronis tersebut, sehingga program JKN-KIS dapat terus berjalan memberikan manfaat kepada para peserta yang membutuhkan,” ujar Dasrial.

Sepanjang tahun 2016, BPJS Kesehatan telah melakukan skrining riwayat kesehatan kepada peserta JKN-KIS di seluruh Indonesia. Hasilnya, untuk kategori penyakit diabetes melitus terdapat 702.944 peserta berisiko rendah, 36.225 peserta berisiko sedang, dan 651 peserta berisiko tinggi. Sementara untuk kategori penyakit hipertensi, 632.760 peserta berisiko rendah, 104.967 peserta berisiko sedang, dan 2.093 peserta berisiko tinggi. Di kategori ginjal kronik, sebanyak 715.682 peserta didiagnosa memiliki resiko rendah, 23.307 peserta berisiko sedang, dan 831 peserta berisiko tinggi. Untuk kategori jantung koroner, sebanyak 57.692 peserta berisiko rendah, 57.692 peserta berisiko sedang, dan 1.956 peserta berisiko tinggi.

Dasrial menambahkan, di Wilayah Operasional BPJS Kesehatan Cabang Utama Cirebon, untuk kategori penyakit diabetes melitus terdapat 577 peserta beresiko rendah, 27 peserta beresiko sedang, dan 0 peserta beresiko tinggi. Sementara untuk kategori penyakit hipertensi, 515 peserta beresiko rendah, 89 peserta beresiko sedang, dan 0 peserta beresiko tinggi. Di kategori ginjal kronik, sebanyak 593 peserta didiagnosa memiliki resiko rendah, 10 peserta beresiko sedang, dan 1 peserta beresiko tinggi. Untuk kategori jantung koroner, sebanyak 584 peserta beresiko rendah, 19 peserta beresiko sedang, dan 1 peserta berisiko tinggi. (Haris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *