Potensi Wisata Ciayumajakuning dan Pariwisata Goes to Campus

Oleh: Jaka Sulaksana, Ph.D

BARU-baru ini telah diselenggarakan suatu kegiatan di salah satu perguruan tinggi cukup terkemuka di wilayah III Cirebon yaitu kegiatan “ Pariwisata Goes to Campus “. Kegiatan yang diinisiasi oleh Kementrian Pariwisata ini bertujuan antara lain pertama, untuk mencetak agen-agen sosialisasi pariwisata di daerah, dan kedua, untuk mendorong tumbuhnya industry-industri jasa dan kreatif di bidang pariwisata. Targetnya adalah para mahasiswa yang diharapkan dapat menjadi agen-agen pariwisata yang handal dan penuh kreativitas.

Kegiatan ini menjadi memiliki nilai strategis mengingat potensi wisata di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) yang besar. Cirebon dan Indramayu memiliki keunggulan kompetitif dengan sumberdaya laut yang dimiliki, Kuningan memiliki keunggulan kompetitif di bidang pariwisata, pertanian, dan peternakan, Majalengka dengan dibangunnya Bandara Internasional Kertajati Jawa Barat yang disertai dengan potensi agrowisatanya, kesemuanya menjadi daya pikat yang besar untuk menjadi destinasi wisata jika dikelola secara benar dan integratif.

“ Pariwisata Goes to Campus “ bertujuan juga untuk memberikan pencerahan agar masyarakat menjadi sadar wisata. Sadar wisata artinya memahami akan pentingnya sector partiwisata dan potensi wisata yang dimiliki, sehingga dengan sendirinya mereka akan berinovasi atau berkreasi untuk berpartisipasi aktif mengembangkan potensi pariwisata tersebut. Pemerintah dapat mendukung pengembangan sektor pariwisata ini salah satunya dengan pembangunan infrastruktur destinasi wisata. Banyak potensi wisata yang masih kurang baik akses transportasinya, dengan pembangunan infrastruktur diharapkan sektor pariwisata di daerah menjadi semakin berkembang dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya.

Mahasiswa sebagai agen pembaharu dan memiliki semangat yang tinggi diharapkan dapat menjadi agen sosialisasi pariwisata yang tangguh. Beberapa perilaku yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dan generasi muda adalah : 1) Manfaatkan budaya “selfie” yang dilakukan selama ini menjadi budaya “selfie yang cerdas” artinya budaya selfie yang mengandung unsur edukasi dan promosi; 2) Menjadi generasi Milenial yang berakhlaqul karimah, yaitu generasi yang modern atau kekinian tetapi tidak meninggalkan nilai-nilai atau religius; 3) Mempelajari teknologi dengan baik dan tekun, terutama teknologi yang terkait dengan pengembangan pariwisata, seperti teknik sinematografi; 4) Mempromosikan atau membentuk “ikon” tersendiri bagi daerahnya masing-masing, misal agrowisata dan sentra halal food untuk Kabupaten Majalengka, Kuningan bisa dengan Ikon “ susu sapi perah”, dan lain-lain, sehingga potensi khusus yang ada di setiap daerah dapat tergali dan berkembang sehingga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.

(Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Majalengka)

Komentar