Citrust.id – Korupsi pembangunan Gedung Setda Kota Cirebon menyeret mantan wali kota NA. Kejaksaan menyebut negara rugi Rp26,52 miliar. NA pun ditetapkan sebagai tersangka, Senin (8/9/2025).
Kepala Kejaksaan Negeri Kota Cirebon, Muhamad Hamdan, menyebut, penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik menemukan minimal dua alat bukti yang sah. Bukti tersebut berupa keterangan saksi, keterangan ahli, surat, serta rekaman.
“Peran tersangka NA adalah memerintahkan tim teknis kegiatan dan panitia penerima hasil pekerjaan untuk menandatangani berita acara penyerahan lapangan dan serah terima pada 19 November 2018, yang menyatakan pekerjaan telah selesai 100 persen. Padahal, hingga Desember 2018 pekerjaan itu belum rampung,” ujar Hamdan.
Berdasarkan hasil audit, tindakan tersebut menimbulkan kerugian negara mencapai Rp26,52 miliar. Atas perbuatannya, NA dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
NA langsung ditahan di Rumah Tahanan Negara Kelas I Cirebon selama 20 hari ke depan.
Hamdan menegaskan, penyidik akan terus mendalami peran pihak lain dalam perkara itu.
“Sampai hari ini kami masih mendalami hasilnya. Kan di situ ada peran masing-masing sehingga terjadi tindak pidana korupsi. Kalau tidak ada penandatanganan, tidak mungkin ada pencairan anggaran selanjutnya. Jadi siapa pun yang terlibat, Insyaallah harus ikut bertanggung jawab,” katanya.
Ia juga berharap tersangka NA berani mengungkap keterlibatan pihak lain.
“Harapan saya pada tersangka, berani buka-bukaan. Insyaallah nanti kita lihat dalam pengembangan. Kalau memang ada indikasi dan alat bukti, siapa pun harus ikut bertanggung jawab,” tegasnya. (Haris)
