Dalam hal ini, Disparbud Kuningan, melakukan program tentang pewarisan kepesindenan, rebab, terompet dan goong renteng, dengan mencari bibit-bibit seniman baru. Selain itu juga tujuan dari pewarisan ini adalah untuk mengukur kepedulian serta mengembangkan kesenian tradisional.
“Ini sebuah regenerasi dari para pelaku yang sudah ada, mencoba menularkan sebisanya tentang seni pewarisan kepesindenan, rebab, terompet dan goong renteng,”kata Kadisparbud Kuningan, Tedi Suminar saat acara tentang pewarisan kepesindenan, rebab, terompet dan goong renteng, di objek wisata Waduk Darma, Minggu (30/11).
Sekarang sudah banyak peserta baik dari mahasiswa maupun pelajar sekolah, untuk kepesindenan ada 15 orang, rebab 5 orang, terompet 5 orang, goong renteng 5 orang,” terangnya.
Ia berharap, dengan kegiatan pewarisan budaya stradisional seni sunda khususnya kepesindenan, rebab, terompet dan goong renteng, diharapkan akan tetap terjaga dan lestari.
Sementara itu, Wakil Bupati Kuningan, H. Acep Purnama yang hadir pada kesempatan itu, Sebuah gagasan yang bagus bila pembinaan tentang pewarisan kepesindenan, rebab, terompet dan goong renteng, selain pembinaan diluar, juga bisa dijadikan suatu muatan lokal di lingkungan sekolah.
“Saya rasa bisa bekerjasama dengan Dinas Pendiddikan Pemuda dan Olahraga Kuningan untuk menjadi suatu muatan lokal. Selipkan kesenian tradisional yang memang ada di Kabupaten Kuningan. Karena sekarang ini muatan lokal kan hanya baru satu secara formal yaitu bahasa sunda,” tuturnya.
Salah satu peserta pewarisan kepesindenan, Nonik Rizki Derisitian, ia merasa senang dan bangga bisa ikut dan mempelajari seni budaya tradisional kepesindenan.
“Karena disini kita bisa mendapatkan pelatihan-pelatihan, bagaimana cara melestarikan khususnya dibidang kepesindenan. Saya bangga sekali dengan adanya kepewarisan ini, diharapkan lebih banyak lagi generasi muda untuk ikut melestarikan kesenian tradisional ini,” ujarnya. (CT-111)