Kader JKN Jalaksana Merasa Senang Bisa Bantu Masyarakat

Citrust.id – Memasuki tahun keenam berjalannya Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), banyak sekali tantangan yang dihadapi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan selaku penyelenggara program itu.

Tantangan terbesar yang dihadapi terkait kolektibilitas iuran peserta JKN-KIS pada segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU). Salah satu upaya yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan guna meningkatkan kolektibilitas iuran Peserta JKN-KIS pada segmen PBPU adalah menjalin kemitraan dengan kader JKN.

Kader JKN merupakan salah satu mitra BPJS Kesehatan. Fungsi utamanya sebagai pengingat dan pengumpul iuran peserta JKN-KIS. Selain itu, kader JKN melakukan sosialisasi dan edukasi kepada peserta dan masyarakat, membantu proses pendaftaran sebagai peserta, dan memberikan informasi seputar JKN-KIS.

Kader JKN juga menerima keluhan sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan kepada peserta binaan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada BPJS Kesehatan dan masyarakat.
Asep Yula (42) adalah salah satu Kader JKN yang berada di wilayah kerja BPJS Kesehatan Cabang Cirebon. Asep Yula merupakan seorang kader JKN di Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan Jawa Barat.

“Masyarakat Kecamatan Jalaksana rata-rata sangat baik terhadap Kader JKN. Kalau saya datang, saya diajak ngopi karena mereka juga ingin cerita dan bertanya seputar JKN-KIS,” ungkap Asep, Rabu (29/5/2019).

Asep Yula saat merupakan kader JKN terbaik di wilayah BPJS Kesehatan Cabang Cirebon pada triwulan pertama tahun 2019. Ia berbagi cerita suka duka menjadi seorang Kader JKN.

Menurutnya, dengan menjadi Kader JKN, ia jadi punya banyak teman. Ia merasa senang karena dapat membantu masyarakat memahami informasi seputar program JKN-KIS. Ia harus sabar menghadapi masyarakat, jangan mudah nyerah.

“Awal kunjungan, kami informasikan kepada peserta bahwa kepesertaan ia dan keluarganya saat ini tidak aktif. Setelah itu, kami jelaskan bahwa kepesertaan JKN-KIS yang aktif itu sangat penting. Kalau yang bersangkutan atau keluarga ada yang sakit, nanti bisa kesulitan untuk berobat. Jangan bayar iuran saat dibutuhkan saja, tapi bayarlah rutin setiap bulan. Iuran yang dibayarkan membantu peserta lain yang membutuhkan,” jelasnya.

Asep mengungkapkan, suatu ketika orang tuanya sakit. Seluruh biaya pengobatan sakit yang diderita orang tua Asep Yula ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan dikarenakan penggunaan manfaat sudah sesuai prosedur. Menurutnya Program JKN-KIS ini telah berjalan dengan baik. Banyak masyarakat sangat terbantu dengan JKN-KIS. Ia berharap, program JKN-KIS dapat dikelola secara berkesinambungan.

“Orang tua saya pernah dua kali dirawat di umah sakit dikarenakan hernia dan operasi katarak. Alhamdulillah, berkat JKN-KIS semuanya gratis. Sebelum ada program JKN-KIS, banyak banyak berobat hanya pakai obat warung. Sekarang bisa langsung konsultasi ke dokter lalu dapat tindakan. Itu semua berkat adanya program JKN-KIS,” pungkasnya. /haris

Komentar