Jelang Puncak Tanam Gadu, Petani Khawatir Terjadi Kelangkaan Pupuk

INDRAMAYU (CT) – Menjelang puncak tanam rendeng pada bulan Februari mendatang, petani Indramayu khawatir akan terjadi kelangkaan pupuk, pasalnya puncak musim hujan baru akan berlangsung pada bulan ke dua 2016.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Indonesia Kabupaten Indramayu, Sutatang mengakui adanya kekhawatiran sebagian besar petani Indramayu akan kelangkaan pupuk Februari nanti. Dia memperkirakan puncak tanam rendeng akan beriringan dengan puncak musim hujan, sehingga kebutuhan pupuk akan melonjak drastis.

Saat ini, ungkapnya, lahan yang sudah menyerap pupuk baru sekitar 29.000 hektare dari lahan baku seluas 116.000 hektare dan 10.000 hektare di daerah lahan Perhutani. Lambannya capaian tanam lantaran minimnya ketersediaan air.

“Kekhawatiran petani tersebut cukup beralasan, lantaran kelangkaan pupuk setiap musim tanam rendeng kerap terjadi. Oleh karena itu, kami meminta distributor dan pengecer pupuk agar menjaga stok di kala tanam serentak,” ucapnya, Sabtu (30/01).

Sementara itu, Kepala Seksi Bina Usaha Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Aam Muharam menyatakan, hasil rapat koordinasi antara UPTD, PPL koordinator, dinas terkait, dan produsen bahwa kondisi pupuk aman. Alokasi pupuk untuk Januari sudah terpenuhi sesuai dengan permintaan lapangan.

Pada Januari stok pupuk untuk urea 9.380 ton, Sp 9.490 ton, Za 1.622 ton, Npk 7108 ton , dan organik 200 ton. Sementara alokasi untuk satu tahun, yaitu urea 78.957 ton, Sp 18.135 ton, Za 4.955 ton, Npk 55.725 ton, dan organik 1.191 ton.

“Untuk Februari, rinciannya lagi dihitung,” ujarnya.

Namun, pihaknya pun sudah mengantisipasi kemungkinan tingginya permintaan saat bulan Februari, mengingat terlambatnya masa tanam. “Februari kemungkinan lebih tinggi kalau melihat pergeseran tanam seperti ini. Tapi, fokus kami untuk mengamankan kebutuhan petani,” ujarnya.

Selama Januari, kata Aam, stok pupuk di lapangan surplus lantaran kondisi cuaca belum memungkinkan semua daerah untuk tanam. Meskipun kondisi lapangan belum memerlukan, ungkapnya, yang penting aman dulu agar tak menjadi gejolak di lapangan.

Kalaupun stok pada Februari tak mencukupi, petani diminta tak perlu khawatir terjadi kelangkaan. “Dinas tidak bisa mengeluarkan angka tanpa permintaan lapangan. Kalau kurang, bisa mngusulkam kembali. Kalau kelebihan bisa dilakukan pergeseran. Usulan tidak lebih dari satu minggu akan diproses,” katanya. (Dwi Ayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed