Cirebontrust.com – Keberadaan tempat pembuangan sampa akhir (TPA) Gunungsantri yang dianggap oleh sebagaian warga mendatangkan banyak masalah. Namun tidak bagi, Sarija (67) dan istrinya, Jera (65) pasangan suami istri ini malah mendapatkan berkah, keduanya bisa menabung untuk daftar ibadah haji.
Keduanya yang mengandalkan penghasilan dari penjualan sampah, sebagai mata pencahariannya, merasakan keberkahan. Sebelum TPA Gunung Santri ditutup, Sarija dan Istri memimpin sekelompok pemulung untuk memungut sampah di TPA tersebut.
Menurut Sarija yang ditemui CT di lokasi bekas TPA Gunung Santri di Desa Kepuh, Kecamatan Palimanan dirinya kini masih berharap jika TPA Gunung Santri bisa difungsikan.
“Dulu kami pengepul sampah di area TPA Gunung Santri ini. Namun karena sekarang ditutup, ya harus beralih ke pekerjaan lain, tapi kami memilih tetap tinggal di sekitar TPA ini,” katanya.
kegiatan yang sekarang dilakukan, mencari rumput untuk pakan kambing-kambing yang diperiharanya. Sejak enam tahun lalu, menjadi pengepul sampah, mereka berusaha mengumpulkan uang untuk menunaikan ibadah haji.
“Rencananya, berdasarkan kuota haji, saya dan istri akan berangkat pada tahun 2018 mendatang. Minta doanya, moga dilancarkan segalanya,” ujarnya.
Sarija mengaku mendapatkan uang hasil kerjanya di TPA sekitar Rp 50 ribu perhari, semua dari hasil menjual banyak sampah kepada tukang rongsokan. Setiap hari, dirinya membeli banyak sampah dari para pemulung, kemudian dijual lagi kepada tukang rongsokan.
Keuletan Sarija dan istri dalam mengumpulkan uang, membuat mereka juga turut menjadi pihak yang paling dinanti saat hari raya lebaran tiba oleh para pemulung, serta anak-anak yatim di sekitar mereka.
“Saya mengumpulkan THR hingga Rp 12 juta, kemudian dibagikan kepada seluruh pemulung dan anak yatim di sekitar sini. Tapi, di tahun ini saya tidak tahu bisa tidak melakukan itu lagi,” katanya. (Iskandar)
