Citrust.id – Grup Madjalengka Baheula (Grumala) menemukan arca di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka.
Menurut keterangan anggota Grumala Eda Suwardaya, arca tersebut pertamakali ditemukan oleh Edhie D salah seorang anggota Grumala dalam ekspedisi ke-1 dan ditindaklanjuti oleh Ekspedisi ke-2 oleh tim Grumala, yang dipimpin Mang Naro dan dilakukan evakuasi oleh tim Grumala dalam ekspedisi ke-3.
“Evakuasi ini koordinasi dengan Disparbud, Camat, Pemdes dan TNGC, disertai tim dari Museum Talaga Manggung,” jelas Eda.
Evakuasi dilakukan Tim Grumala yang terdiri dari Wa Naro, Eda Ss, Edhi D dan Rian terhadap arca yang terletak di Puncak Gunung Ngirung kawasan TNGC.
Menurut Eda, evakuasi dimulai dengan menggotong arca memakai jas hujan yang dibungkuskan ke badan arca. “Kemudian arca dibawa ke pos Pohut TNGC. Di pos, kami ceritakan perihal arca tersebut ke petugas TNGC,” terangnya.
Menurut aturan, lanjut dia, arca tersebut dilarang untuk dibawa karena masuk wilayah TNGC. Akan tetapi, pihaknya berusaha meyakinkan petugas perihal nilai sejarah dan demi keamanan arca sendiri. Akhirnya pihak TNGC menyetujui arca tersebut disimpan di kantor TNGC.
Mendengar kabar tersebut, rombongan dari Museum Talagamanggung pun langsung mendatangai Pos Pohut TNGC dan melakukan identifikasi terhadap arca tersebut dan membawa arca tersebut ke Kantor TNGC di Cigasong.
“Disepakati, bahwa arca ini memang milik TNGC. Akan tetapi, karena nilai sejarahnya yang tinggi maka semua pihak berhak untuk menjaga keberadaanya,” ungkap Eda.
Sementara itu Naro, sesepuh Grumala mengungkapkan bahwa arca yang ditemukan di TNGC punya ciri khas tipe Arca Polinesia.
“Bentuknya yang sederhana, asal goresannya, serta wujudnya mirip tokoh wayang Semar. Arca seperti ini juga pernah ditemukan di daerah Sukabumi, disana orang menyebutnya arca Sem,” jelas Naro. /abduh
