Citrust.id – Sebesar atau sekuat apapun antihoax dikampanyekan, hoax diyakini akan selalu ada. Hoax merupakan bagian dari “kreativitas manusia”.
Hal itu dikatakan Video Journalist Trans7/CNN Indonesia, Khaerudin Imawan, pada diskusi Kaji Media bertajuk “Ruang Maya Arena Kontestasi Pilkada” yang digagas komunitas Jaga Jari, Jumat (06/04), di Saung Juang, Jalan Perjuangan, Kota Cirebon.
Khaerudin mengutarakan, ruang kreativitas manusia tidak bisa dibatasi oleh aturan maupun kebijakan. Persoalan benar, salah, baik atau buruk adalah nisbi. Hanya faktor norma dan hati nurani saja yang bisa menjawabnya.
“Dengan hati nurani, orang bisa membedakan antara hoax atau fakta. Alurnya terlihat. Namun, jika berbicara ruang kreatifitas, berpikir dan inovasi, maka tidak ada sekat,” katanya.
Kaitannya hoax dalam terminologi produksi, lanjut Khaerudin, filsafat Adorno telah memprediksi ada suatu pola produksi kreatifitas manusia yang bisa menciptakan hal baru dan imitatif. Termasuk dalam era informasi seperti saat ini.
“Di era informasi, pola seperti itu sudah lumrah. Bergeser sedikit saja dari fakta, itu sudah hoax. Jadi, apa yang perlu kita kampanyekan?” ungkapnya. /haris
