Potret Kemiskinan Majalengka, Nenek Sebatangkara Mengais Belas Kasihan Warga

Citrust.id – Potret kemiskinan di Majalengka kembali muncul. Nenek Arkiyem (82) warga Blok Sindangsari RT 06/03, Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka hidup sebatangkara. Ia tinggal di rumah gubuk berukuran 6 m x 3 m yang sering bocor. Arkiyem makan mengandalkan belas kasihan warga serta ketua RT setempat.

Sesekali saat kondisi tubuhnya sehat serta saat musim kapuk, Arkiyem yang sudah dua tahun ditinggal suaminya itu terkadang memungut kapuk randu di perkebunan milik tetangganya, Suha, untuk dijual dengan harga yang tidak seberapa. Kapuk hasil memungutnya di kebun terkadang diperoleh 4 hingga 5 kg. Itu dikumpulkannya selama tiga hari dan diolah selama seminggu.

Arkiyem tinggal di rumah gubuk berdinding bilik dan triplek. Lantai rumahnya berupa tanah yang saat hujan deras terkadang banjir dari pekarangan masuk ke dalam tumahnya. sebagian atap rumahnya pun terkadang bocor. Dia tak memiliki jamban sendiri. Jadi ketika mandi atau buang air besar atau bahkan buang air kecil sekalipun harus berjalan terlebih dulu. Jaraknya kurang lebih 30 meter. Penerangan listrik kini diperoleh dari tetangganya.

“Teu gaduh padamelan, sok mulung kapuk wae. Panon tos teu awas (tidak punya pekerjaan, suka memungut kapuk, penglihatan sudah kurang jelas,” ungkap Arkiyem yang sudah dua tahun menderita katarak, Rabu (6/2/2019).

Ketua RT setempat, Didi Muhdi mengungkapkan, Arkiyem selama ini hidup mengandalkan belas kasihan tetangga dan warga lain, kalau tidak ada tetangga yang memberi makan, dia langsung datang ke rumahnya yang jaraknya sekitar 500 meter.

“Biasanya, kalau belum ada yang memberi makan, dia datang ke rumah. Kadang tiap pagi atau sore saya yang langsung mengantarkan makanan. Kalau sudah makan, dia menolak diantarkan makanan. Alasannya, kalau tidak ada makanan, dia akan atang sendiri ke rumah,” ungkap Didi.

Arkiyem mengalami kemiskinan semenjak suaminya masih ada. Rumah yang ditempatinya saja dibangun dari hasil rereongan masyarakat, jauh sebelum program rutilahu ada.

“Beberapa hari lalu, kusen pintunya baru diganti. Kayunya diperoleh dari pemberian material. Rumahnya harus segera di rehab karena dindingnya juga sudah lama rusak,” kata Didi.

Sementara, Kepala Kelurahan Sindangkasih, Dendi Supriadi mengungkapkan, pihaknya sudah berupaya mengajukan perbaikan rumah warganya tersebut melalui Baznas serta kecamatan dengan harapan bisa mendapat prioritas perbaikan.

Selain itu diapun telah mengajukan program rantang kanyaah, sebuah program Pemkab Majalengka berupa pemberian makan dua kali sehari bagi keluarga miskin yang sudah tidak berdaya dan tidak ada keluarganya yang mengurus.

“Hanya saja program tersebut belum dimulai,” ujar Dendi. (Abduh)

Komentar