oleh

Wakil Ketum Aprindo: Sistem Kantong Plastik Berbayar Dikeluhkan Masyarakat

CIREBON (CT) – Ketentuan harga kantong plastik berbayar sudah ditetapkan beberapa waktu lalu dalam Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor S.1230/PSLB3-PS /2016 tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar.

Pada masa percobaan ini, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengaku masih sering mendapatkan komplain dari konsumen. Hal ini seperti disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta.

“Saat ini banyak keluhan di lapangan. Hal ini yang wajar, karena butuh waktu untuk sosialisasi. Ada pertanyaan dari konsumen, kemana uangnya? Nah, uang itu sebagai modal kami lagi. Kantong tidak dibebankan lagi ke kami. Ini sudah menjadi barang terpisah,” kata Tutum.

Ada juga konsumen yang keberatan membayar kantong plastik dengan harga Rp 200 per lembar. Mereka menganggap kantong plastik itu adalah hak mereka. Kepada peritel kami menganjurkan agar petugas kasir memberikan penjelasan kepada konsumen. Namun jika mereka memaksa, kasir diminta untuk memberikan saja.

“Kalau ada konsumen marah, saya minta kasir memberi kantong plastik. Tolong dijelaskan hak kantong plastik dicabut. Kalau mereka mau harus bayar,” katanya

Tak semua konsumen keberatan dengan diberlakukannya ‘Kantong Plastik Berbayar’ Ada juga yang menganggap wajar konsumen harus membeli kantong plastik.

Bagi Aprindo soal harga kantong plastik sebesar Rp 200 itu sifatnya sementara. Anggota Aprindo hingga kini belum sepakat mengenai harga kantong plastik. Hal itu dikarenakan ukuran kantong plastik bermacam-macam, sehingga diambil harga tengah yakni Rp 200. Intinya Aprindo tak mau membebani masyarakat dulu.

“Kita pilih minimal Rp 200. Itu sementara walaupun pilihan kita mungkin belum tepat, kita tidak ingin membebani masyarakat,” kata Tutum.

Aprindo berharap harga kantong plastik di seluruh Indonesia dibuat sama. Pasalnya jika berbeda akan menimbulkan banyak komplain “Jika harganya beda, nanti bisa ribut. Toko kami antar daerah sangat dekat, Apa tidak kacau kalau beda harga antar wilayah perbatasan. Jangan diganggu sistem perdagangan kami,” kata Tutum.

Aprindo masih mencari solusi sebagai pengganti kantong plastik yang murah dan sesuai dengan keinginan konsumen. Dia mengajak semua masyarakat menggalakan kampanye kantong plastik berbayar ini.

“Kami masih mencari solusi sebagai pengganti (kantong plastik) yang murah dan sesuai dengan konsumen. Yang diperlu dibangun kesadaran masyarakat,” ujar Tutum. (Wilda)

Komentar