Citrust.id – Kantor Cabang Daerah (KCD) X Dinas Pendidikan Jawa Barat secara khusus menggelar webinar membahas Bahasa Cirebon dalam HUT ke-76 Provinsi Jawa Barat, Kamis (19/8/2021), di Keraton Kacirebonan.
Sebagai pengisi materi, Sultan Kacirebonan IX, Pangeran Raja Abdul Gani Natadiningrat menilai, kondisi saat ini sudah ada pergeseran nilai dan budaya, sehingga Bahasa Cirebon turut tenggelam dan harus segera diantisipasi agar tidak punah.
“Salah satu upaya agar tidak tenggelam, kita upayakan agar Bahasa Cirebon masuk dalam kurikulum sekolah, baik di SMA atau SMP,” ujarnya.
Masuknya Bahasa Cirebon, kata Sultan Abdul Gani, akan menjadi daya bobot Bahasa Cirebon, mengingat secara eksistensi saat ini budaya modern semakin menggerus dan kurangnya pengguna Bahasa Cirebon.
“Walaupun sudah ada upaya maksimal, namun tetap hasilnya belum signifikan. Sehingga harus ada antisipasi,” kata dia.
Ia juga menyarankan, agar Pemerintah Kota Cirebon turut andil dalam mengembangkan dan melestarikan Bahasa Cirebon. “Misalnya ada peningkatan SDM terkait Bahasa Cirebon, semoga bisa menyisipkan waktunya untuk belajar,” tuturnya.
Hal serupa disampaikan Juru Bicara Keraton Kanoman Cirebon, Ratu Raja Arimbi Nurtina. Menurutnya, Bahasa Cirebon sangat penting dikembalikan eksistensinya, karena pergeseran budaya.
“Imbas ada pergeseran budaya, Bahasa Cirebon turut tergeser. Banyak juga anak muda yang tidak mengerti, sehingga penting Bahasa Cirebon digaungkan kembali,” ungkapnya.
Ratu Arimbi juga menjelaskan, berdasarkan sejarah dan kulturnya, Cirebon merupakan sebuah gemeente yang mendunia.
“Banyak naskah kuno, pertengahan dan sekarang yang tersimpan menggunakan Bahasa Cirebon. Itu bisa digali potensinya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala KCD X Disdik Jabar, Dra Ester Miori Dewayanti MPd mengatakan, hasil diskusi ini akan ditindaklanjuti dan disampaikan kepada pimpinan, baik kepala dinas maupun gubernur Jabar.
“Kita ingin memberikan kado di HUT Jabar ini dengan memasukkan Bahasa Cirebon sebagai salah satu bahasa yang dilindungi oleh regulasi daerah dan masuk sebagai muatan lokal di setiap sekolah,” terangnya.
Ester juga menjelaskan, banyak tokoh Cirebon yang berharap agar Bahasa Cirebon masuk muatan lokal (mulok). “Ini sesuai kewenangan kami, yang membawahi sekolah tingkat SMP maupun SMA,” katanya. (Aming)
Citrust.id – Kantor Cabang Daerah (KCD) X Dinas Pendidikan Jawa Barat secara khusus menggelar webinar membahas Bahasa Cirebon dalam HUT ke-76 Provinsi Jawa Barat, Kamis (19/8/2021), di Keraton Kacirebonan.
Sebagai pengisi materi, Sultan Kacirebonan IX, Pangeran Raja Abdul Gani Natadiningrat menilai, kondisi saat ini sudah ada pergeseran nilai dan budaya, sehingga Bahasa Cirebon turut tenggelam dan harus segera diantisipasi agar tidak punah.
“Salah satu upaya agar tidak tenggelam, kita upayakan agar Bahasa Cirebon masuk dalam kurikulum sekolah, baik di SMA atau SMP,” ujarnya.
Masuknya Bahasa Cirebon, kata Sultan Abdul Gani, akan menjadi daya bobot Bahasa Cirebon, mengingat secara eksistensi saat ini budaya modern semakin menggerus dan kurangnya pengguna Bahasa Cirebon.
“Walaupun sudah ada upaya maksimal, namun tetap hasilnya belum signifikan. Sehingga harus ada antisipasi,” kata dia.
Ia juga menyarankan, agar Pemerintah Kota Cirebon turut andil dalam mengembangkan dan melestarikan Bahasa Cirebon. “Misalnya ada peningkatan SDM terkait Bahasa Cirebon, semoga bisa menyisipkan waktunya untuk belajar,” tuturnya.
Hal serupa disampaikan Juru Bicara Keraton Kanoman Cirebon, Ratu Raja Arimbi Nurtina. Menurutnya, Bahasa Cirebon sangat penting dikembalikan eksistensinya, karena pergeseran budaya.
“Imbas ada pergeseran budaya, Bahasa Cirebon turut tergeser. Banyak juga anak muda yang tidak mengerti, sehingga penting Bahasa Cirebon digaungkan kembali,” ungkapnya.
Ratu Arimbi juga menjelaskan, berdasarkan sejarah dan kulturnya, Cirebon merupakan sebuah gemeente yang mendunia.
“Banyak naskah kuno, pertengahan dan sekarang yang tersimpan menggunakan Bahasa Cirebon. Itu bisa digali potensinya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala KCD X Disdik Jabar, Dra Ester Miori Dewayanti MPd mengatakan, hasil diskusi ini akan ditindaklanjuti dan disampaikan kepada pimpinan, baik kepala dinas maupun gubernur Jabar.
“Kita ingin memberikan kado di HUT Jabar ini dengan memasukkan Bahasa Cirebon sebagai salah satu bahasa yang dilindungi oleh regulasi daerah dan masuk sebagai muatan lokal di setiap sekolah,” terangnya.
Ester juga menjelaskan, banyak tokoh Cirebon yang berharap agar Bahasa Cirebon masuk muatan lokal (mulok). “Ini sesuai kewenangan kami, yang membawahi sekolah tingkat SMP maupun SMA,” katanya. (Aming)
Komentar