oleh

Tanggapi Peningkatan Angka Pengangguran dan Kemiskinan di Kota Cirebon, Kepala BI Cirebon: Itu Efek Urbanisasi!

Ilustrasi

CIREBON (CT) – Angka Kemiskinan dan pengangguran di Kota Cirebon yang meningkat dianggap sebagai anomali tersendiri. Bagaimana tidak, kota berpenduduk 380 ribu jiwa lebih itu kini sedang mengalami kemajuan secara investasi dan ekonomi yang cukup pesat.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon mencatat, hingga tahun 2015 ada sekira 109.250 jiwa penduduk yang masuk dalam kategori miskin, dengan 10.500 penduduk diantaranya berstatus pengangguran terbuka.

Menanggapi hal itu, Kepala Bank indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Cirebon menjelaskan, tingginya angka kemiskinan lebih diakibatkan efek urbanisasi dari pesatnya kemajuan Kota Cirebon. Diketahui, pertumbuhan ekonomi yang pesat membuat banyak warga dari desa dan daerah lain di luar Kota Cirebon masuk guna mencari kehidupan yang lebih layak.

Alih-alih mendapatkan kehidupan yang lebih layak, banyak warga yang justru kesulitan menghadapi persaingan dalam bekerja. Akhirnya, justru pendatang itu menjadi “beban” kota yang kini dipimpin Nasrudin Azis itu.

“Saya kira itu efek urbanisasi ya, kan banyak warga luar daerah yang berbondong masuk ke Kota Cirebon. Tapi mereka membawa status miskin dan akhirnya tercatat sebagai warga miskin Kota Cirebon,” papar Majid kepada CT, Kamis (12/05).

Ia pun meminta pemerintah lebih seksama dalam menangani pendatang. Banyaknya warga yang berbondong masuk Kota Cirebon tak serta merta harus disalahkan. Justru, para warga harus dimaksimalkan secara sumber daya. (Wilda)

Komentar