oleh

Tanah Pinggir Sungai Abrasi, Sejumlah Rumah Terancam Ambruk Tergerus Arus Sungai

CIREBON (CT) – Sejumlah Rumah Warga yang berada di Pinggiran Sungai Cipager, Kelurahan Kemantren, Kabupaten Cirebon terancam longsor karena Abrasi, Rabu, (24/12).

Akibatnya, Beberapa Rumah Warga yang tepat berada di samping sungai terancam kehilangan beberapa bagian rumahnya yang amblas bersama tanah yang tergerus arus sungai. Diketahui, ada beberapa rumah yang tergerus arus sungai tersebut.

Bahkan, menurut Lili Kariri(37) warga sekitar, ada empat rumah yang amblas akibat derasnya gerusan air sungai yang diakibatkan Abrasi sungai tersebut. Lili mengatakan, abrasi tanah di bantaran sungai Cipager, sebenarnya sudah terjadi sejak puluhan tahun yang lalu.

“Setiap musim penghujan, ketinggian air sungai naik. Arusnya deras. Sedikit demi sedikit tanah di pinggirannya amblas,” kata Lili.

Kondisi rumahnya sendiri, saat ini sudah mulai mengkhawatirkan. Sejak beberapa tahun silam, tanah di kebun rumahnya yang berada di tepi sungai terus terkena abrasi. Bahkan tanah dengan lebar hampir tiga meter itu kini sudah habis oleh abrasi sungai tersebut, sehingga dinding rumah langsung berada di pinggir sungai. Kondisi tersebut diperparah pada musim hujan tahun lalu. Tiga kamar di rumahnya ambruk bersama tanahnya yang amblas tergerus aliran sungai.

“Lihat saja kondisinya sudah mengkhawatirkan. Terkadang jika kondisi air lagi tinggi dan hujan deras, saya mengungsi dulu ke rumah saudara,” ucapnya.

Warga lainnya yang berada di Rt 03 Blok Pakuwon, Puji Astuti (39 tahun) menyebutkan, sedikitnya empat rumah yang hilang akibat abrasi yang perlahan terus mengikis tanah semenjak sepuluh tahun ke belakang. Meski telah terdapat dinding penopang senderan yang dibangun pemerintah, namum panjangnya tak berimbang dengan panjang aliran sungai.

Kondisi tersebut tentunya dikhawatirkan warga yang rumahnya berada dipingir bantaran sungai cipager. “Dinding penopang paling memiliki panjang sekitar 15 meter. Padahal aliran sungai ini panjangnya sekitar 150 meter,” terangnya.

Meskipun mereka sudah melaporkan ke Pemerintah Kabupaten Cirebon, namun belum ada tindakan untuk membuat senderan. “Pengajuan telah dilontarkan beberapa kali saat ada musrembang. Namun kata Pemkab sungai ini milik dan tanggung jawab Provinsi Jawa Barat,” tambahnya. (CT-122)

Komentar