oleh

Siapakah Penemu Pertama Narkoba?

Ilustrasi

CIREBON (CT) – Penyebaran narkoba di Indonesia sangat terasa gencarnya dan sepertinya meskipun pihak yang berwajib sudah menangkap pelaku bahka pengedar, juga gembong terbesar, narkoba justru semakin merajalela. Seperti yang sudah diketahui bersama, narkoba adalah zat yang dapat menimbulkan candu hingga berujung kematian. Meskipun seseorang telah direhabilitasi, tetapi sisa-sisa narkoba tidak bisa dihilangkan seumur hidupnya.

Pertanyaan yang sedikit menggelitik, siapakah penemu narkoba yang pertama kali sehingga sampai hari ini masih menjadi PR besar masyarakat dunia? Ada yang mengatakan, candu pertama dikenal oleh bangsa Sumeria, mereka menyebutnya “Hul Gill” yang artinya ‘tumbuhan yang menggembirakan’ karena efek yang diberikan tumbuhan tersebut bisa melegakan rasa sakit dan memudahkan penggunanya cepat terlelap.

Namun filsuf dan ahli medis Hippocrates, Plinius, Theophratus dan Dioscorides menggunakan candu sebagai bagian dari pengobatan, terutama pembedahan. Saat itu Hippocrates belum menemukan bahan aktif candu namun ia tahu kegunaan candu yang sifatnya analgesik (pereda rasa sakit) dan narkotik.

Dulu candu masih dikonsumsi mentah, baru pada 1805 morfin mulai dikenal untuk pertama kalinya menggantikan candu mentah (opium). Penggunaan candu yang berlebihan akan menyebabkan ketagihan dan sesak. Baru pada akhir abad ke-19 ahli kimia mulai mengubah struktur molekul morfin dan mengubahnya menjadi obat yang kurang menyebabkan ketagihan. Tepatnya 1874 peneliti C.R. Wright menemukan sintesis heroin (putaw) dengan memanaskan morfin.

Peredaran opium selama abad 19 ini makin berkembang pesat di Amerika, selain penggunaan opium yang terkesan serampangan di bidang medis, opium mudah sekali dijumpai di Amerika dalam bentuk tonikum, obat-batan paten bahkan menyudut opum di sarang-sarang pencandu tak dapat lagi dihindari. Sebuah gejala epidemic diakhir tahun 1800-an. Ironisnya para pencandu morfin ini banyak dijumpai dikalangan serdadu yang terluka saat Perang Dunia. (Net/CT)

Komentar