oleh

Sejumlah Petani Biarkan Tanaman Cabai di Lahan karena Harga Anjlok

MAJALENGKA (CT) – Seiring anjloknya harga cabai yang berlangsung sejak dua pekan terakhir mengakibatkan banyak petani cabai yang sengaja menelantarkan tanamannya.

Di tingkat petani, saat ini cabai merah besar hanya dihargai Rp 8.000, sedangkan cabai rawit Rp 15.000 per kilogram.

“Sejak dua minggu terakhir ini harga cabai anjlok. Penghasilan panen lebih kecil dibandingkan ongkos sehingga banyak yang memilih tidak panen,” ungkap Arif petani asal Kecamatan Kertajati, Selasa (03/05).

Menurut dia, di tingkat petani, harga cabai rawit hanya Rp 15.000 per kilogram, anjlok dari dua pekan sebelumnya yang mencapai Rp 20.000.

“Demikian pula cabai merah besar, jenis keriting maupun TW harganya di kisaran Rp 8.000 padahal sebelumnya masih bertahan Rp 12.000,” katanya.

Dengan kondisi seperti sekarang, banyak petani memilih tidak memanen atau sengaja menelantarkan tanaman cabai karena antara upah petik dengan harga cabai seimbang. Dengan demikian, petani bukannya mendapat untung tetapi rugi jika panen.

“Lebih baik dibiarkan tidak dipetik. Ketika harga mulai kembali naik, baru dipanen. Produksinya tentu tidak maksimal karena tanaman tidak dirawat,” ujarnya.

Dia mengatakan penyebab anjloknya harga cabai tidak hanya faktor musim panen raya tetapi juga menurunnya permintaan pasar. Dengan demikian, berlaku hukum permintaan dan penawaran di pasar. Ketika permintaan banyak, sedangkan penawaran sedikit, harga akan naik. “Yang sekarang terjadi adalah penawaran banyak, permintaan sedikit, akibatnya harga anjlok,” katanya.

Lebih lanjut Arif mengatakan, mengungkapkan menurunnya gairah petani merawat tanaman juga berkenaan dengan persiapan tanam untuk menghadapi panen masa lebaran. “Kami menggantungkan harapan panen pada masa puasa dan lebaran nanti. Pada saat itu terjadi peningkatan permintaan,” tukasnya. (Abduh)

Komentar