oleh

Saving dan Shoping

Oleh DADANG KUSNANDAR*

YUSUF as menghadap Wazir Mesir, Abdul Azis, lalu berkata, “Tempatkan aku sebagai bendahara negara”. Abdul Azis tercengang. Hebat juga ini anak muda, berani dan lugas menyatakan keinginannya. Bertepatan dengan itu kondisi keuangan negeri tengah membaik, namun tidak menutup kemungkinan akan terjadi devaluasi dan musim paceklik ekonomi yang berdampak pada rakyat yang dipimpin sang wazir. Begitulah kisah yang terdapat pada kitab suci Qur`an menyoal komitmen Yusuf as untuk turut serta membenahi sistem keuangan negerinya. Komitmen yang dibangun berdasar takwil mimpi yang ia ceritakan kepada ayahanda, Yakub as.

Kisah Yusuf ‘alaihi salam berhubungan langsung dengan perencanaan keuangan. Sebagaimana kita ketahui perencanaan keuangan bisa dikatakan ilmu baru di Indonesia yang mulai dipraktekkan pada akhir 1990-an atau awal 2000-an. Di negara-negara maju, justru telah populer sejak puluhan tahun sebelumnya. Sejatinya, ilmu perencanaan keuangan sudah dipraktekkan puluhan ribu tahun silam. Di antara bukti sejarahnya, kisah Nabi Yusuf AS yang membuat dan mempraktekkan strategi menghadapi masa paceklik. Al-Quran mencatat kisah Yusuf menerjemahkan mimpi Raja Mesir. Dalam tidurnya, sang raja melihat tujuh ekor sapi gemuk yang digantikan tujuh ekor sapi kurus serta gandum berisi digantikan gandum kering.

Banyak orang yang telah diminta pendapat mengenai arti mimpi tersebut. Tapi hanya Yusuf yang bisa memberi tahu maknanya. Katanya seperti tersirat dalam sejarah, akan datang tujuh tahun masa panen, yang kemudian diikuti tujuh tahun masa paceklik. Setelah itu, masa subur Mesir akan kembali.

Pertanian Mesir sangat bergantung pada Sungai Nil. Jika sungai mengalirkan airnya dengan baik, wilayah Mesir subur dan hasil panennya melimpah. Tapi, bukan tidak mungkin Sungai Nil mengering atau bahkan meluap.

Usai memaknai mimpi, Yusuf melanjutkan nasihatnya pada sang raja. “Hendaklah engkau bertanam tujuh tahun lamanya sebagaimana biasa. Maka apa yang engkau tuai hendaknya kau biarkan di bulirnya, kecuali sedikit untuk engkau makan.” [Surah Yusuf ayat 47]

Selain membuat prakiraan kondisi di masa depan, Yusuf juga memberikan solusinya. Mengingat tujuh tahun masa panen diikuti tujuh tahun masa paceklik, hendaknya kita menyimpan hasil panen tetap dalam bulirnya sebagai cadangan saat paceklik tiba. Rakyat Mesir tidak kelapan lantaran ada bahan makanan yang disimpan dari hasil panen sebelumnya. Negeri tetangga yang kelaparan pun meminta bantuan logistik

Kisah Yusuf memakmuran negeri Mesir dengan konsep ekonomi yang dapat dinamakan saving dulu baru shoping merupakan sesuatu yang berharga dan maslahat bagi umat secara luas. Kekayaan alam Indonesia yang luar biasa itu dapat di komparasikan dengan kisah Yusuf as seandainya para pemimpin negeri tidak mudah tergoda untuk melakukan korupsi.***

*Kolomnis, tinggal di Cirebon.

Komentar