oleh

Sarana Mencari Berkah, Tradisi Memayu di Keraton Kanoman Sedot Atensi Ribuan Masyarakat Ciayumajakuning

CIREBON (CT) – Ritual Memayu atau pergantian welit yang terbuat dari alang-alang di keraton Kanoman, yang rutin dilaksanakan setiap tahun, pada tanggal 25 di bulan Safar, selalu dipadati masyarakat. Selain melestarikan budaya dan tradisi, banyak masyarakat yang memadati prosesi Memayu tersebut dengan mengharapkan berkah dan keselamatan, Jumat (19/12).

Memayu dilaksanakan di Keraton Kanoman Cirebon bertempat di banyak tempat dan ruangan seperti di Lumpang Alu Watu, Bangsal Sekaten, Pangrawit, Bangsal Ukira, Kedaton, dan Gedong Pusaka. Tak ayal, prosesi Memayu tersebut dipadati ribuan warga dari berbagai daerah di Ciayumajakuning.

Menurut Ratu Raja Arimbi Nurtina ST, Memayu atau pergantian welit yang digelar merupakan bakti masyarakat abdi dalem, untuk membersihkan tempat di keraton. Yang mengganti welit pun bukan hanya abdi dalem yang berada di keraton, namun juga abdi dalem dari beberapa desa di Gegesik, Indramyu, dan Plered.

Setelah tradisi memayu selesai dilaksanakan, pihak keraton langsung menyajikan berbagai makanan, sebagai wujud kebersamaan dan menjalin silaturtahmi. Masakan yang disajikan berupa nasi yang dimasak dengan kaytu bakar, berbagai sayur mayur dan ayam yang dibungkus dengan daun jati.

“Acara ini bertujuan sebagai silaturahmi antar desa, berdoa mencari keberkahan. Dan acara rangkaian ini juga, sebagai pelestarian situs cagar budaya, serta menyebarkan syiar dan ritual religi. Tidak lupa, kegiatan ini juga bisa mendongkrak pendapatan daerah, karena banyak perputaran ekonomi hasil dari keterlibatan masyarakat,” ujar Arimbi

Dari pantauan CT, terlihat ribuan masyarakat berdoa setelah pergantian welit oleh abdi dalem. Setelah itu mereka berebut tumpeng yang berisi banyak makanan, karena dipercaya makanan tersebut mengandung berkah dan keselamatan. (CT-105)

Komentar