oleh

Ratusan Museum di Indonesia Tidak Layak Tampung Koleksi Sejarah

Ilustrasi

CIREBON (CT) – Museum-museum di Indonesia ternyata belum memenuhi standar kelayakan untuk menampung koleksi bersejarah. Dari sekitar 416 museum, 100 di antaranya belum sesuai standar. Sumber daya manusia dan pendanaan yang minim menjadi alasan keterbatasan pembangunan dan pembenahan museum. Belum lagi kondisi bangunan museum yang terlihat tua dan tak terawat.

Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Harry Widianto mengatakan, bahwa terdapat tiga tipe museum yang ada di Indonesia, yakni tipe A, B, dan C. Untuk museum milik pemerintah, umumnya ada di tipe paling rendah, yakni C.

Tipe C memiliki fasilitas minimal. Sudah punya gedung, koleksi, SDM, tapi minim dana dan belum bisa mengembangkan jejaring digital. Museum milik swasta kebanyakan bertipe A atau B karena memiliki fasilitas mumpuni.

Pemerintah pusat sebenarnya telah mengucurkan anggaran Rp400 miliar untuk merevitalisasi 103 museum dan membangun 29 museum baru sejak 2010 hingga 2016. Namun karena banyaknya permintaan, tak semua museum bisa langsung direvitalisasi.

Ketua Asosiasi Museum Indonesia Putu Rudana menuturkan, bahwa anggaran perbaikan sampai sekarang masih menjadi permasalahan utama pengelolaan museum di Indonesia. Apabila persoalan anggaran ini bisa diselesaikan, pengelola baru bisa beralih ke permasalahan lain seperti revitalisasi, SDM, hingga manajemen pemasaran museum.

Untuk membahas permasalahan pengelolaan museum ini, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemendikbud akan menggelar Pertemuan Nasional Museum yang diikuti 200 kepala museum se-Indonesia pada 30 Mei hingga 2 Juni mendatang di Bali. Pertemuan tersebut akan membahas persoalan masing-masing museum di tiap daerah, dan pemanfaatan teknologi digital untuk pengembangan museum. (Net/CT)

Komentar