oleh

Praktik Dukun Jadi Modus Terbesar Peredaran Uang Palsu di Ciayumajakuning

Ilustrasi

CIREBON (CT) – Hal menarik diekspose Kantor Perwakilan (KPw) Bank indonesia Cirebon perihal peredaran uang palsu di Ciayumajakuning. Tercatat, dari 16.084 peredaran uang palsu, praktik dukun jadi modus utama penyebaran.

“Dari pengalaman kita, banyak dukun yang pura-pura bisa menggandakan uang, lalu pakai uang palsu, kemudian uang palsu itu pada akhirnya beredar di masyarakat,” ujar salah seorang kasir Bank Indonesia Kpw Cirebon, Maman Hernaman, Senin (30/05).

Maman mengungkapkan, modus aneh lainnya terkuak dari peredaran uang palsu nominal kecil seperti 5.000 dan 10.000. Dalam modusnya, pelaku mencuci dan memutihkan uang asli yang tak layak edar, lalu mencetak lagi dengan gambar yang dibuat sendiri.

“Jadi sama mereka uangnya di-bleaching, taruhlah uang buat produksi bleaching 1.000 dan mereka mencetak uang palsu 5.000 mereka masih untung 4.000,” terang Maman.

Seperti diketahui, ada 16.084 lembar uang palsu beredar di Ciayumajakuning pada tahun 2015. Dari jumlah itu, pecahan 50.000 mendominasi dengan jumlah 9.897 lembar, sementara, uang palsu 100 ribu ada di posisi kedua dengan jumlah 5.342 lembar.

Selanjutkan, ada 440 lembar uang palsu pecahan 20.000 beredar di Ciayumajakuning di 2015. Kemudian pecahan 10.000 sejumlah 110 lembar, pecahan 5.000 sejumlah 294 lembar. Dan terakhir pecahan 2000 dengan selembar uang palsu yang ditemukan. (Wilda)

Komentar