oleh

Pengaruh Teknologi di Tengah Masyarakat Modern

Oleh AZKA RIFQI ISLAMI*

MANUSIA yang juga dikenal dengan istilah “homo sapien” atau makhluk sosial kini kian memudar. Tingkat intensitas komunikasi dan interaksi kian berkurang terutama yang tinggal di kota-kota besar di dunia pun di indonesia. Hal ini bisa dilihat dari lingkungan yang ada di sekitar kita. Kalau dulu kita mengenal istilah gotong-royong yang diadakan di desa, RW, atau RT. Kini kita semakin jarang bahkan terasing dengan istilah tersebut. Kalau dulu kita akrab dengan dengan tetangga sekitar untuk saling tolong-menolong, kini kita malu atau bahkan enggan untuk meminta tolong ke tetangga rumah.

Pada tahun 2000-an saya masih ingat, zaman saya masih duduk di Sekolah Dasar saya biasa meminjam buku ke tetangga untuk mengerjakan tugas dari sekolah, atau meminjam tangga untuk memanjat pohon buah duku dan membagikannya kepada tetangga. Berkumpul dan makan bareng bersama teman-teman merupakan kegiatan rutin yang saya jalani tiap harinya.
Bahkan tiap minggu saya rutin untuk mengadakan acara makan bareng teman-teman sekolah dan tetangga rumah, atau yang lebih terkenal dengan istilah “ngaliwet”. Sangat jauh bebeda dengan masyarakat “kekiniann” yang lebih sibuk dengan berbagai aktivitasnya, seperti maen game di HP, sibuk di dunia maya, dan lain-lain.

Kemajuan teknologi dan informasi sejatinya sangat membantu memudahkan kita dalam mengerjakan berbagai hal atau mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan, juga memudahkan dalam hal komunikasi yang dapat memangkas jarak sangat jauh menjadi terasa begitu dekat. Itulah beberapa alasan saya secara pribadi atau mungkin kita semua yang tidak dapat lepas dari yang namanya “gadget”, atau yang lebih dikenal dengan istilah “Smart Phone”. Bahkan untuk bisnis dan usaha pun media sosial sering dianggap penting untuk promosi dan perluasan pemasaran yang tanpa batas.

Namun kalau dilihat dari sudut pandang lain, kemajuan teknologi dan informasi memberikan dampak yang bisa kita lihat pada lingkungan di sekitar kita. Kalau dulu anak-anak bermain bersama-sama kini banyak anak-anak yang lebih senang bermain game di hp atau komputer. Begitu pun dengan remaja dan orang dewasa yang tak jauh berbeda. Sehingga banyak orang yang lebih asyik dengan dunia sendiri dan malu atau bahkan enggan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Bahkan sudah tak asing bagi kita, kalau menanyakan alamat di kawasan perumahan dan tetangga tadi tidak mengenal atau mengetahui alamatnya. Karena kurangnya interaksi sesama manusia modern, maka akibatnya bisa dilihat kalau di jalanan orang lebih mudah emosi. Di lampu merah orang cenderung membunyikan klakson berkali-kali, tanpa memikirkan perasaan atau pengguna jalan lain merasa bising karena sura klakson tersebut.
Ketika salah paham orang cenderung memilih jalan pintas untuk berkelahi atau bahkan tawuran, karena tidak mau mengenal lebih dekat dengan tetangga atau sekolah lain.

Itulah beberapa dampak negatif dari pesatnya kemajuan teknologi dan informasi yang tanpa batas. Kita sebagai manusia yang hidup dimana semua kemudahan begitu dekat dengan kita karena teknologi, sepatutnya lebih bijak dalam memilih dan memanfaatkan teknologi tersebut untuk hal-hal yang positif, dan menghindari bahkan menjauhi dari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang-orang yang ada di lingkungan sekitar kita.

Teknologi diibaratkan dua mata pisau yang bisa kita gunakan untuk membantu kehidupan kita seperti memotong ayam, memotong cabe, atau bisa juga digunakan untuk hal-hal yang negatif seperti merampok. Kuncinya ada di kita sendiri sebagai makhluk yang memiliki kecerdasan paling tinggi diantara makhluk lainnya. []

*Penulis merupakan almuni dan dosen Intensif Bahasa Inggris di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, juga aktif mengajar di GET-house of English.

Komentar