oleh

Pemda Kota Cirebon Targetkan Swasti Saba Wistara

Citrust.id – Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon selalu berupaya untuk menciptakan kota yang sehat, aman dan nyaman untuk warganya. Tahun ini, penghargaan Swasti Saba Wistara ditargetkan dicapai Kota Cirebon.

Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati, usai menerima tim verifikasi Kabupaten dan kota Sehat tingkat Pusat Tahun 2019 menjelaskan jika tahun ini Pemda Kota Cirebon menargetkan penghargaan Swasti Saba Wistara sebagai kota yang sehat.

“tapi tujuan utama sebenarnya bukan semata-mata meraih penghargaan tersebut,” ungkap Eti. Yang terpenting menurut Eti adalah menciptakan Kota Cirebon sebagai kota yang nyaman, aman dan sehat. Sehingga bisa menjadi kebanggan tidak hanya oleh warganya sendiri namun juga oleh pengunjung yang datang ke Kota Cirebon.

Dengan adanya gerakan kabupaten dan kota sehat ini, Eti berharap pemberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk berperilaku dan berbudaya sehat bisa semakin meningkat. “Mereka menjadi terbiasa dengan perilaku hidup sehat,” ungkap Eti.

Karena perilaku hidup sehat menurut Eti tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tapi juga untuk lingkungan sekitar.

Kota Cirebon, lanjut Eti, telah mendapatkan penghargaan sebagai kota sehat sejak 2005 lalu. Saat itu Kota Cirebon satu-satunya yang mendapat penghargaan dengan kategori Swasti Saba Padapa tanpa verifikasi. Pada 2013, Kota Cirebon kembali mendapatkan penghargaan Swasti Saba Padapa dengan mengajukan dua tatanan wajib yaitu tatanan kawasan permukiman sarana dan prasarana umum dan tatanan kehidupan masyarakat sehat yang mandiri.

Pada 2015, Kota Cirebon menambah 2 tatanan lagi yaitu tatanan kehidupan sosial yang sehat dan kawasan tertib lalu lintas dan pelayanan transportasi. Namun penghargaan yang didapat masih Swasti Saba Padapa. Di 2017, mengajukan kembali tantanan yang diajukan pada 2015 dan penghargaan yang didapatkan mengalami peningkatan yaitu Swasti Saba Wiwerda. Sedangkan 2019 ini, Kota Cirebon menambah satu tatanan satu lagi yaitu tatanan ketahanan pangan dan gizi.

“Harapannya kita mendapatkan Swasti Saba Wistara. Keliatannya bisa dapat,” ungkap Eti.

Karena itu, Eti menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dinas terkait serta masyarakat yang telah bersungguh-sungguh berupaya untuk menerapkan perilaku hidup sehat, baik untuk diri sendiri, keluarga dan lingkungannya. “Karena dengan perilaku hidup sehat, manfaatnya akan dirasakan seluruh masyarakat Kota Cirebon,” ungkap Eti.

Sementara itu ketua Tim Verifikasi Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan, Widiya Astuti, SKM., M.Si., menjelaskan jika tugas mereka saat ini yaitu melakukan verifikasi di lapangan.

“sebelumnya Kota Cirebon sudah mengirimkan sejumlah dokumen dan laporan terkait dengan 5 tatanan yang akan dinilai,” ungkap Widiya.

Selanjutnya melalui verifikasi lapangan ini akan dicocokkan antara yang tertulis di dokumen serta kenyataannya di lapangan. Kalau sudah selesai, nanti akan dilaporkan ke pimpinan untuk mendapatkan penilaian. Sedangkan penilaian dan bedah dokumen tersebut menurut Widiya melibatkan lintas sektor.

“Yang kita harapkan adanya kemitraan antara pemerintah daerah dengan masyarakat untuk menciptkan kota sehat ini,” ungkap Widiya.

Kota Cirebon, lanjut Widiya, menjadi salah satu dari 202 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia yang mengikuti penilaian kota sehat.

Sedangkan untuk Jawa Barat, Kota Cirebon menjadi bagian dari 23 kabupaten dan kota yang mengikuti penilaian kota dan kabupaten sehat. “Namun dari 23 kabupaten dan kota di Jawa Barat, 8 tidak lolos verifikasi dokumen. Artinya dokumen yang diberikan tidak lengkap,” ungkap Widiya.

Dengan kegiatan ini, pemerintah berharap agar pembangunan yang ada di setiap daerah di Indonesia menampilkan pembangunan yang berwawasan kesehatan. “Sehingga orang yang sakit sedikit, atau bahkan tidak ada,” ungkap Widiya. (Haris)

Komentar