oleh

Pembangunan Perumahan dan Mall Makin Tinggi, Cirebon Terancam Banjir Besar

CIREBON (CT) – Semakin sedikitnya titik resapan air akibat makin banyaknya pembangunan perumahan dan mall menimbulkan ancaman banjir bagi warga Kota Cirebon. Hal ini dikritisi oleh direktur Yayasan Buruh dan Lingkungan Hidup Yoyon Suharyono. Menurutnya, banjir besar bakal mengancam Kota Cirebon, memasuki musim hujan tahun ini, terutama, kawasan pesisir Kota Cirebon yang memang merupakan kawasan rawan banjir. Kamis (20/11).

Khusus kawasan sekitar Jalan Cipto Mangunkusumo, ancaman banjir juga akibat proyek betonisasi jalan yang menaikan elevasi jalan beberapa puluh sentimeter di atas kawasan sekitarnya.

Yoyon pun menyarankan bahwa seharusnya ada pengaturan yang ketat untuk kegiatan investasi yang memakan lokasi cukup luas seperti kawasan perumahan atau hotel dan mall di Kota Cirebon.

“Daerah resapan di Kota Cirebon semakin kecil bahkan nyaris habis, kalau proyek pembangunan tidak diatur ketat, ya habislah daerah resapan di Kota Cirebon,” ujar Yoyon.

Di sisi lain kegiatan penanggulangan banjir seperti pengerukan sungai hanya dilakukan di titik-titik tertentu, dan tidak tuntas. Seperti misalnya, pengerukan Sungai Cikalong di kawasan Perumnas, masih menyisakan pendangkapan dan penyempitan di sebagian titik sungai lainnya.

Begitu juga pengerukan Sungai Kalibaru, masih menyisakan sedimentasi dan penumpukan sampah sepanjang sekitar 300 meter di sisi Pasar Pagi.

“Sementara proyek pembuatan embung baru akan mulai proses pembebasan lahan di tahun 2015 mendatang, itupun kalau dewan mengabulkan pengajuan dananya. Kalau tidak ya bablas lagi,” katanya.

Kabid Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (PUPESDM) Kota Cirebon, Novid mengungkapkan, untuk kegiatan pengerukan sungai dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung.

Dikatakan Novid, dengan anggaran dan sarana terbatas, Dinas PUPESDM Kota Cirebon hanya menangani pemeliharaan saluran drainase sekunder.

“Kalau Dinas PUPESDM Kota Cirebon hanya menangani pemeliharaan saluran drainase sekunder, untuk sungai-sungai besar ditangani oleh BBWS Cimanuk Cisanggarung,” katanya.

Novid mengaku tidak tahu persis, alasan pengerukan sungai yang tidak dilakukan secara keseluruhan.

“Untuk pengerukan Sungai Kalibaru yang melintas di sepanjang sisi Pasar Pagi mungkin secara teknis sulit dilakukan, karena sepanjang sungai kan penuh dengan pedagang, kalau untuk pengerukan Cikalong, kami tidak tahu persis, kenapa tidak tuntas dilakukan,” katanya.

Sementara itu, Kasi Operasional BBWS Cimanuk Cisanggarung Kasno tidak bisa dikonfirmasi. (CT-104)

Komentar