oleh

Nenek Charly Ikut Jadi Korban Kebringasan Ratusan Massa Penyerang

Cirebontrust.com – Charly Van Houten bersama keluarga dan kuasa hukumnya mendatangi Polres Cirebon, untuk melaporkan tindakan penyerangan rumah miliki orang tuanya, Sarja Sugendri di Dusun Pahing RT 6 RW 2 Desa Tersana, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, Senin (28/8).

Diceritakan Charly, keluarganya mendapatkan serangan dan penghancuran rumah oleh seratusan orang yang juga merupakan warga sekitar pada, Sabtu (26/8) pukul 22.00 WIB.

Saat itu, keluarga Charly dan para tetangganya sedang asyik menonton pertandingan sepakbola antara Indonesia dengan Malaysia.

Tiba-tiba seratusan orang yang dikomandoi pria berinisal, S mendatangi kediamannya milik orang tua Charly dengan alasan mencari seseorang bernama, Yayat. Sayangnya, seraturan orang itu langsung melakukan penyerangan dan pengeroyokan.

Akibatnya, kediaman milik rumah orang tua Charly pun rusak. Bahkan, sedikitnya lima orang mengalami luka-luka, salah staunya nenek Charly, yakni Ating Warnesah (70).

“Ini suatu tindakan yang sangat memprihatinkan bagi saya. Apalagi kejadiannya di desa, artinya sangat riskin sekali dan bisa memicu saling serang. Saya melapor ke sini bicara tentang keharusan sebagai warga negara, ingin meluruskan dan ini pelajaran yang tidak baik,” kata Charly saat ditemui di Mapolres Cirebon.

“Nenek saya kena lemparan batu, tepatnya di bagian punggung. Sejauh ini motifnya kurang begitu jelas. Saat ini sedang diproses pihak kepolisian,” ungkapnya.

Kendati motif penyerangan belum begitu jelas, keluarga Charly sudah mengendus adanya motif yang berkaitan dengan Pemilihan Kepala Desa (pilkades). Ayah Charly, Sarja Sugendri diwacanakan bakal maju menjadi calon kades.

“Saya juga kurang beitu paham. Apakah ada indikasi kesitu atau bagaimana? Makanya polisi akan mengusut tindakan tidak menyenangkan ini,” tegasnya.

Sementara itu, adik dari Charly, Mohamad Ilham Sayfii mengatakan, keluarganya menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut ke pihak berwajib. Jika pun ada indikasi ke arah politik desa, sambung Ilham, perlu diluruskan agar tidak menimbulkan balas dendam.

“Memang sebelumnya sudah ada yang neror-neror. Cuma kita tanggapi dengan nyantai, tidak mau terpancing. Bapak juga kebetulan baru diwacanakan, belum sampai mau jadi calon. Untuk itu perlu kita luruskan,” tandasnya. (Johan)

Komentar