oleh

MPN dan Pertamina HE Gelar Pelatihan Bersama Nelayan Indramayu

Indramayutrust.com – Sejumlah nelayan yang berada di pesisir Glayem, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu ikuti pelatihan penggunaan alat tangkap pengganti yang digelar Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN) dengan Pertamina Hulu Energy (HE) Abar dan Anggursi, Rabu (10/05).

Dalam acara tersebut juga dihadiri Ketua umum MPN Ono Surono ST, Sekjen MPN, Pertamina Hulu Energy, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Indramayu, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ketua Serikat Nelayan Tradisional (SNT) dan sejumlah nelayan setempat.

Acara yang dibuka langsung oleh Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Indramayu tersebut akan berlangsung selama dua hari, dari 10-11 Mei 2017 di Pesisir Glayem, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.

Kepala dinas perikanan dan kelautan Indramayu, Abdul Rosyid Hakim dalam sambutannya mengatakan, agar pada pelatihan yang diberikan pemateri tersebut bisa dipahami oleh nelayan tentang materi alat tangkap pengganti.

Pantauan Indramayutrust.com di lokasi, dalam pemaparan yang disampaikan pemateri terkait dengan penggunaan cantrang dan dogol yang saat ini dilarang oleh pemerintah melalui KKP, mayoritas nelayan setempat tidak setuju dengan kebijakan KKP tersebut.

Ketua umum MPN, Ono Surono ST, mengatakan, Masyarakat Perikanan Nusantara mempunyai 7 pilar, yakni gabungan pengusaha perikanan, IKPI, sarjana perikanan, mahasiswa perikanan, penyuluh perikanan, penyuluh pertanian, serta BUMN di bidang perikanan.

“Bantuan alat tangkap pengganti ini juga masih ada beberapa kendala, karena alat tangkap ini pilihannya terbatas,” ungkapnya

Misal di sini, di Glayem, lanjut Ono, nelayan minta Kursin Waring, jaring udang, sedangkan dipilihannya tidak ada.

“Ini kan berawal dari kebijakan yang tidak didasari naskah akademik dan kajian-kajian, tidak ada konsultasi publik kepada nelayan untuk meminta tanggapan terkait dengan rencana tersebut, sehingga kebijakan yang muncul ini ada penolakan dari masyarakat,” ungkapnya. (Didi)

Komentar