oleh

Miris! Dalam Setahun, Lebih Dari Seribu Pelajar di Kab. Cirebon Terkena DO

Cirebontrust.com – Berdasarkan data yang dirilis oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, lebih dari seribu pelajar di Kabupaten Cirebon dari berbagai tingkatan terkena Drop Out (DO).

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Asdullah Anwar. Dirinya menambahkan, pelajar yang terkena Drop Out terdiri dari SMA/SMK, SMP Maupun SD.

“Itu perhitungan total dari 989 seluruh sekolah di Kabupaten Cirebon, perkiraan 1-2 pelajar baik dari SMA SMK, SMP maupun SD,” ujar Asdullah disela-sela Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan Nonformal, Pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di Hotel Koening, Senin (19/12).

Dengan tingginya jumlah pelajar di Kabupaten Cirebon yang DO, Dinas Pendidikan pun melakukan sosialisasi tersebut. Tujuannya, untuk mengatasi persoalan pendidikan di Kabupaten Cirebon, termasuk pelajar yang terkena Drop Out.

“Jadi dalam sosialisasi tersebut dibahas juga mengenai managemennya, dari mulai perencanaan, juga evaluasinya. Termasuk yang Drop Out itu bisa mengikuti paket B dan C melalui PKBM ini,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Hermana mengatakan sosialisasi ini diikuti oleh 70 PKBM yang tersebar di Kabupaten Cirebon. Di Kabupaten Cirebon sendiri, jumlah PKBM berjumlah 180.

“Peserta akan diberikan penguatan mutu administrasi, strategi dan peningkatan dalam kegiatan PKBM,” ujarnya.

Sementara itu, pelajar yang terkena DO menurutnya akan diupayakan untuk mengikuti program kesetaraan, yakni sekolah paket.

“Yang DO itu harusnya ikut ke pendidikan kesetaraan. Kita akan mengupayakan itu,” kata Hermana.

Hermana menambahkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan pelajar terkena Drop Out. Salah satunya yakni faktor keluarga. Hermana menepis banyak pelajar yang DO, yang diakibatkan pelajar yang terlibat tawuran.

“Faktornya dari keluarga, kalau ada masalah kan bisa jadi pelajar tersebut jadi malas dan sering bolos. Itu yang paling banyak kasusnya,” imbuhnya. (Iskandar)

Komentar