oleh

Meski Pandemi, Sektor Perbankan di Ciayumajakuning Catat Kinerja Positif

Citrust.id – Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga seiring mulai terkendalinya pandemi Covid-19 dan meningkatnya aktivitas perekonomian. Indikator-indikator ekonomi terus menunjukkan perbaikan, sejalan dengan penurunan kasus harian, pencapaian positivity rate terendah sepanjang pandemi, dan pulihnya mobilitas masyarakat.

Di tingkat regional, indikator sektor jasa keuangan di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) menunjukkan angka positif. Seluruh sektor yang meliputi perbankan, Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), dan pasar modal, alami pertumbuhan.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon, Mohammad Fredly Nasution, menyampaikan, data per-September 2021, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit bank umum konvensional di Ciayumajakuning menunjukkan tren positif. Secara year on year (yoy), DPK tumbuh sebesar 3,53 persen menjadi Rp35,6 triliun dan penyaluran kredit meningkat 9,93 persen menjadi Rp41,17 triliun.

Tren positif juga ditunjukan bank umum syariah dan unit usaha syariah. DPK meningkat menjadi Rp2,87 triliun (10,83 persen yoy) dan penyaluran pembiayaan sebesar Rp2,74 triliun (11,61 persen yoy).

Dikatakan Fredly, peningkatan kredit dan pembiayaan bank umum di tengah pandemi Covid-19 dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Hal itu terlihat dari level kredit bermasalah yang terjaga di level 2,35 persen (bank umum konvensional) dan 2,58 persen (bank syariah).

“Hal ini menggambarkan, perbankan tetap berkomitmen mendukung pemulihan ekonomi. Penambahan modal usaha/pembiayaan serta tujuan konsumtif menjadi salah satu faktor penggerak ekonomi di tengah masyarakat,” ujarnya, Sabtu (30/10).

Fredly melanjutkan, pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang merupakan sektor yang diawasi langsung oleh OJK Cirebon, per-September 2021 terjadi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), kredit maupun aset.

Kredit pada BPR mampu mencatatkan tren positif sebesar 3,89 persen yoy menjadi Rp2,50 triliun. Sedangkan DPK meningkat double digit 14,26 persen yoy menjadi Rp2,36 triliun. Hal itu menjadi indikator, masyarakat makin mempercayai BPR sebagai tempat menyimpan dana dalam bentuk tabungan dan deposito.

“Secara umum, kinerja BPR di Ciayumajakuning cukup baik, apalagi di tengah fase pemulihan ekonomi yang membuat fungsi intermediasi perbankan belum optimal. Pertumbuhan positif BPR itu menjadi salah satu parameter, pengawasan dan pembinaan OJK Cirebon terhadap 21 BPR berjalan sesuai fungsi yang diamanatkan undang-undang,” jelas Fredly.

Pada sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan dan modal ventura di wilayah kerja OJK Cirebon mencapai Rp5,38 triliun (data Agustus 2021). Angka tersebut didominasi pembiayaan motor, mobil, dan permodalan usaha.

Selain perbankan, perusahaan pembiayaan juga merupakan salah satu industri yang cukup banyak melakukan restrukturisasi kredit/pembiayaan. Tercatat, data per-September 2021, relaksasi telah dilakukan terhadap 126.834 debitur. Total pembiayaan yang direktrukturisasi sebesar Rp3,41 triliun.

Untuk industri asuransi, premi pada triwulan kedua 2021 terdapat peningkatan signifikan, yaitu menjadi Rp1,14 trilium pada asuransi jiwa dan Rp98,63 miliar asuransi umum. Sedangkan total klaim masing-masing sebanyak Rp367,37 miliar dan Rp20,98 miliar.

Dari sektor Lembaga Keuangan Mikro (LKM), statistik menunjukkan, pada triwulan tiga tahun 2021, DPK kelolaan LKM mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu Rp4,39miliar (meningkat 17 persen yoy) atau menjadi Rp30,69miliar. Sedangkan baki debit kredit/pembiayaan sebesar Rp41,13 miliar atau meningkat 2,27 persen. Sektor lainnya, yakni Bank Wakaf Mikro, pada triwulan tiga 2021 menyalurkan pembiayaan hingga Rp453juta kepada 269 nasabah.

Pada sektor pasar modal, hingga September 2021, kepemilikan saham di wilayah Ciayumajakuning senilai Rp1,34triliun. Jumlah investor saham pun mengalami kenaikan yang sangat signifikan, yaitu 211 persen atau menjadi 46.988 investor.

Hal itu salah satunya didorong edukasi yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia Jawa Barat bekerja sama dengan Galeri Bursa Efek Indonesia. Edukasi dilakukan di enam kampus, yaitu UGJ, IAIN Syekh Nurjati, Universitas Muhammadiyah Cirebon, Universitas Wiralodra Indramayu, Universitas Majalengka, dan Universitas Kuningan.

“Salah satu bentuk edukasi yang rutin dilakukan adalah melalui Sekolah Pasar Modal (SPM). Hingga September 2021, SPM telah dilakukan 20 kali. Selain melalui SPM, tahun ini OJK Cirebon kembali mengadakan kompetisi National Virtual Trading Competition Bulan Inklusi Keuangan tingkat nasional,” tutur Fredly.

Kegiatan itu diselenggarakan bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia dan enam Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia di Ciayumajakuning. Pelaksanaan Virtual Trading Saham itu akan ditutup pada 9 November 2021. (Haris)

Komentar