oleh

Menjelang Natal dan Tahun Baru, Pengepul Terompet Bisa Raup Omset Hingga Ratusan Juta Rupiah

CIREBON (CT) – Produksi terompet yang dilakukan sebagian besar warga desa Jamblang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, biasa disambut Oni (64), seorang pengepul mainan tradisional terbesar di desa tersebut untuk dipasarkan ke berbagai daerah di luar pulau Jawa, seperti Kalimantan, Sumatera, Palembang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan kawasan belanja mainan di wilayah Cirebon.

Menurut Oni, hal tersebut merupakan simbiosis-mutualisme atau saling menguntungkan diantara kedua pihak (pengrajin dan pengepul). “Yang biasa buat terompet, butuh bahan bisa ngambil dari sini, dan dihitung perkilo. Kalau sudah jadi bisa dikembalikan ke sini dan dibayar per-kodi. Kalau yang mau jual sendiri juga bisa, tergantung maunya,” katanya saat ditemui CT di kediamannya.

Bahan-bahan untuk pembuatan terompet tersebut, ia peroleh dari hasil limbah yang disuplai dari wilayah Tangerang dan Bandung. “Dari mulai kertas dan bahan untuk variasinya dikirim langsung, perhari bisa dipasok sampai 2 truk,” ujar Oni.

Hampir 10 tahun, Oni dibantu suami dan anak-anaknya mengatur kegiatan pengumpulan produksi terompet maupun mainan tradisional lain kreasi warga di daerah tersebut. Dan untuk pemasarannya sendiri, ibu 5 orang ini mengatakan melalui permintaan dan pesanan dari berbagai daerah yang menjadi pelanggan tetapnya. “Ada juga datang sendiri langsung ke sini untuk memasarkannya sendiri ke luar pulau Jawa,”

Dari hasil aktifitas bisnisnya ini, Oni yang kesehariannya menjual dan mensuplai berbagai macam mainan tradisional juga mampu meraup keuntungan hingga jutaan rupiah dalam seharinya. “Sehari minimal 5 juta, sampai ratusan juta,” pungkasnya. (CT-108)

Komentar