oleh

Mengapa Penebar Teror Mau Melakukan Bom Bunuh Diri?

Ilustrasi

CIREBON (CT) – Meski tidak bisa digeneralisasi, namun pertanyaan sederhana dan cukup menggelitik, kenapa teroris rela melakukan bom diri agaknya sedikit mengusik, sementara ia sendiri bisa meledakan bom tanpa harus mengorbankan nyawanya bukan?

Cara pandang teroris terhadap bom biasa dengan bom bunuh diri rupanya berbeda. Bom biasa dianggap tidak memberikan kesan menakutkan, sementara bom bunuh diri berkesan memberikan efek takut kepada masyarakat.

Dari berbagai sumber yang berhasil dihimpun, ada beberapa alasan teroris rela melakukan bom bunuh diri, di antaranya sebagai bentuk nasionalisme, kefanatikan agama, dan balas dendam.

Pada masa Perang Dunia II, Jepang memiliki pasukan pilot bunuh diri yang disebut Kamikaze Pilot. Pasukan tersebut rela melakukan bunuh diri sebagai bentuk nasionalisme terhadap negaranya. Mereka rela melakukan itu demi negaranya.

Sementara di zaman sekarang, trend teroris lebih cenderung dikaiteratkan dengan kefanatikan agama. Banyak yang menganggap bom bunuh diri itu merupakan jihad atau berjuang di jalan Tuhan untuk melawan orang-orang kafir. Sehingga, meskipun mereka mati setelah melakukan bom bunuh diri, konon katanya mereka akan masuk surga.

Benarkah demikian? Sebuah tanda tanya besar dan banyak orang yang salah menafsirkan pengertian jihad. Menurut syariat Islam, jihad adalah bersungguh-sungguh di jalan Allah. Dalam arti luas, jihad bukan dalam bentuk perang atau kekerasan, melainkan kita bersungguh-sungguh menjalankan segala perintah Allah, termasuk beribadah dan berbuat baik kepada sesama manusia.

Islam tidak pernah sakalipun menyuruh umatnya untuk membenci orang lain, bahkan yang bukan beragama Islam sekalipun, apalagi membunuh orang yang tidak bersalah. Sementara itu, para pelaku bom bunuh diri yang marak terjadi sekarang banyak menewaskan orang yang tidak berdosa. Apakah tindakan seperti itu bisa disebut jihad? (Net/CT)

Komentar