oleh

Maman Imanulhaq Kritik Pemkab Subang belum Bentuk BPBD

MAJALENGKA (CT) – Anggota DPR RI, KH. Maman Imanulhaq, merasa miris dan tidak habis pikir mengapa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) belum dibentuk oleh Pemerintah Daerah Subang. Keheranan Politisi PKB mengemuka saat meninjau langsung lokasi bencana Cihideung Cisalak Subang, Rabu (25/05).

Padahal, kata dia keberadaan lembaga ini sangat strategis sebagai lembaga taktis yang terkait erat dengan jaminan keselamatan warga ketika terjadi bencana.

“Saat terjadi bencana, BPBD dituntut bergerak cepat untuk meminimalisir korban serta dituntut melakukan proses rehabilitasi pasca bencana,” kata Maman dalam pesan elektronik kepada CT.

Fungsi BPBD ini, kata Maman, tidak akan maksimal jika tidak didukung oleh sarana peralatan dan anggaran yang memadai.

“Karena itu DPR mendorong penambahan APBN untuk BNPB, termasuk meminta Pemda memperbesar alokasi APBD untuk BPBD,” ucap Maman di hadapan Wakil Bupati Subang, Hj. Imas dan Jajarannya.

Anggota Komisi VIII itu juga menyoroti Priortas Penanganan Perempuan dan anak terutama physikologi mereka.

“Kita sering fokus hanya pada rehabilitasi fisik. Tetapi terapi kesehatan fhysikologis terabaikan. Akibatnya traumatik akut akibat bencana dialami para ibu dan anak-anak dalam waktu yang panjang. “Jelas Maman sembari menggendong beberapa balita korban bencana.

Anggota DPR asal Dapil IX Jabar (Subang, Majalengka, Sumedang) yang Juga Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU ini, menggagas terbentuknya Santri Tanggap Bencana sebagai upaya antisipasi atau gerakan preventif sebelum bencana terjadi dengan melakukan sosialisasi tanggap bencana.

Seperti berupa dakwah pelestarian lingkungan, pelatihan tanggap darurat dan membentuk posko bencana di pesantren yang dekat dengan daerah rawan bencana.

“PKB menekkankan pentinya verifikasi data titik-titik rawan bencana yang perlu diawasi secara intensif, melatih santri di daerah itu agar mereka tanggap bencana dan melakukan sosialisasi yang intensif. cara pandang kita terhadap bencana harus mulai diubah. Jangan hanya reaktif, tapi harus preventif dan antisipatif. Karena itu, partisipasi aktif Pesantren sangat diperlukan,” tegas Maman.

Koordinator Santri Tanggap bencana Subang, Rudi Kamaluddin menjelaskan bahwa Santri tanggap bencana Subang telah terbentuk dan membuat Posko di Lokasi dan menyerahkan Bantuan berupa susu bayi, air mineral, handuk, alat-alat mandi, obat obatan dan sembako.

Sebagai Kapoksi Fraksi PKB komisi 8 DPR RI menyerahkan Bantuan dari BNPB berupa selimut 40 lembar, 120 paket tambahan gizi, lauk pauk 60 paket, makan siap saji 20 paket dan air mineral 120 botol. (Abduh)

Komentar