INDRAMAYU (CT) – Nasib yang dialami Tarsinah TKI asal Desa/Kecamatan Bangodua Indramayu ini yang diduga terdampar di Negara Iraq selama 2,5 tahun, nampaknya harus mendapat perhatian serius dari Pemerintah Indonesia. Pemerintah harus segera metindaklanjuti sebagaimana dalam surat pengaduan yang disampaikan kepada pihak BNP2TKI kemarin.
Namun setelah nama Tarsinah ramai dibicarakan dalam pemberitaan di media cetak dan media online, justru menjadi cambuk bagi pahlawan devisa tetsebut, pasalnya saat ini Tarsinah malah hilang kontak dengan keluarganya dan pihak SBMI.
“Saya menduga handphone Tarsinah dirampas dan saat ini yang bersangkutan dalam tekanan majikan, agency dan Kedubes Iraq,” ungkap Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Serikat Buruh Migran Indonesia Kabupaten Indramayu, Juwarih, saat melaksanakan Rapat kerja pengurus SBMI, Senin (18/07)
Menurutnya, sebelum masalah ini terekspos media, pihaknya masih inten komunikasi terkait solusi masalah yang dihadapi, namun setelah ramai diberitakan, ia sulit untuk dihubungi oleh pihak SBMI untuk menanyakan informasi dan perkembangan dirinya.
Mengetahui hal tersebut, SBMI dalam waktu dekat akan menyampaikan surat pernyataan terkait jawaban dari Direktur PWNI & BHI Kementrian Luar Negeri, terkait alasan susahnya Tarsinah untuk dipulangkan karena terikat kontrak 2 tahun dimajikan ke dua.
“Kalau benar demikian alasan Kemenlu, kami minta bukti salinan kontraknya. Kalau dikontraknya ada tandatangan dubes irak berarti KBRI telah melegalkan praktek trafficking lewat jalur TKI.” Tegasnya
Selain itu, pihak keluarga Tarsinah juga merasa cemas dan khawatir akan keberadaan Tarsinah yang hingga saat ini masih tidak bisa dihubungi semua kontaknya baik nomer telepon atau melalui media sosialnya.
“Takut terjadi apa-apa dengan tarsinah, ia tidak bisa dihubungi, gak ada kabar, semoga Tarsinah baik-baik saja dan kalau kondisinya memang sudah begini, lebih baik agar Tarsinah segera di pulangkan saja,” Kata Sutinih, salah satu keluarga Tarsinah. (Didi)
Komentar