oleh

Ini Komentar Sejumlah Siswa Cirebon Terkait tak Ada MOS

CIREBON (CT) – Dikeluarkannya Permendikbud perihal diubahnya sistem Masa Orientasi Siswa (MOS) menjadi Penganalan Lingkungan Sekolah (PLS) menimbulkan beragam reaksi dari peserta didik yang ada di Kota Cirebon.

Sebagian besar menyetujui adanya penghapusan MOS tersebut, mengingat, budaya pengenalan sekolah selama ini lebih cenderung ke arah perploncoan dan bully-ing yang jauh dari unsur mendidik. Bahkan, beberapa sekolah cenderung menggunakan kekerasan dalam MOS itu.

“Saya mah dukung-dukung saja, soalnya emang MOS itu kadang jadi ajang bully kakak kelas ke juniornya, kan kasian kalau gitu,” terang Anita, salah satu siswa di SMAN 6 Kota Cirebon, Minggu (17/07).

Lain Anita, lain juga Putri, siswa SMPN 7 Kota Cirebon itu meski mendukung aturan tersebut, tetap menyayangkan dihapus total sistem MOS di sekolah. Menurutnya, MOS yang telah dilaluinya bisa menjadi kenang-kenangan ketika dewasa nanti.

“Ya MOS gitu kan ada kenangannya, pernah disuruh yang aneh-aneh waktu mau masuk sekolah, tapi yaa emang ga baik sih gitu tuh sebenarnya,” ulas Putri.

Seperti diketahui, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengganti nama MOS menjadi PLS, yang mana, aturan dalam pengenalan sekolah tidak lagi menjadi kewenangan kakak kelas, namun kini menjadi kewenangan guru yang wajib memberikan pengenalan yang bersifat edukatif dan menjunjung sopan dan santun. (Wilda)

Komentar