oleh

Harga Tinggi, Petani Tanam Ubi Jalar Manohara

CIREBON (CT) – Tingginya harga ubi jalar jenis Gintung dan Manohara membuat sejumlah para petani yang berada di Desa Kubang Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, berekspansi (beralih) dari tanaman padi kini mulai menanam dua jenis ubi jalar tersebut. Bertanam ubi jalar jenis Gintung dan Manohara diyakini petani memberikan untung yang berlipat, ketimbang bertani padi.

Informasi yang didapat CT menyebutkan harga ubi jalar sebelumnya Rp. 1500/kg, namun saat ini harga ubi jalar untuk Gintung Rp. 2200/kg sedangkan untuk Manohara Rp. 2500/kg. Tingginya harga ubi, petani di wilayah Kubang yang berdekatan dengan Kabupaten Kuningan ini mulai mencari peruntungan dengan bercocok tanam palawija, seperti kacang tanah, jagung dan ubi jalar. Tidak hanya ubi, mereka juga menanam jagung di sela-sela tanaman ubi jalar.

“Dengan menanam dua jenis tanaman, akan ada dua keuntungan yang didapat petani. Sedangkan untuk biaya perawatan dan pemupukan petani hanya mengeluarkan satu kali saja,” kata salah satu petani, Sartono (46) saat ditemuai di lahan pertaniannya, Minggu (21/12).

Dikatakan dia, jika pada musim kemarau panjang kemarin hasil panen kurang bagus. Karena ubi jalar suka boleng (rentan busuk dan berlubang) serta produktivitasnya rendah karena minimnya pasokan air. Dan musim penghujan saat ini petani mulai menamam ubi jalar (boled) kembali karena harganya mahal terlebih ubi jenis Gintung dan Manohara.

Dijelaskannya, dalam musim kemarau, ia kesulitan dalam mendapatkan pasokan air irigasi sehingga dalam satu minggu saja hanya mendapatan giliran air satu kali untuk sawahnya. Pasokan air yang kurang memang tidak sampai membuat ubi jalar yang ditanamnya di lahan seluas 3500 meter itu mati dan membuat kualitas ubinya turun.

”Selain giliran, debit airnya pun kecil. Sehingga warna kulit ubi jadi hitam dan enggak laku kalau dijual,” katanya.

Tidak hanya itu, hujan yang tiba-tiba dan tidak berkesinambungan juga bisa membuat ubi jalar rentan membusuk dan kulitnya berlubang. Saat pasokan air baik, panen petani juga lebih banyak. Sartono memperkirakan, jika pasokan air cukup dan perawatan yang baik bisa memanen sampai 4 ton ubi jalar dari lahannya itu.

Namun, pada panen yang terakhir ini ia hanya mendapatkan 1 ton saja. Dari harga jual yang biasanya mencapai Rp. 2500, waktu itu hanya dihargai Rp. 1200-1500 saja. Hal tersebut bisa juga dipengaruhi akibat pasokan yang melimpah dan kualitasnya kurang baik.

“Jika harganya lagi bagus bisa mencapai Rp. 2.200/kg. Itu untuk jenis ubi gintung dan manalagi. Namum untuk jenis ubi manohara bisa lebih mahal, selisihnya mencapai 300 rupiah, jadi sekitar Rp. 2.500/Kg. Karena produsen ubi tersebut untuk bahan membuat gorengan,” tambahnya. (CT-115)

Komentar