oleh

Harga Melambung, Pedagang Daging Ayam Mogok

BANDUNG (CT) – Sekitar 50 persen pedagang daging ayam di kawasan Bandung Raya, memutuskan berhenti berjualan. Mereka tak mau lagi mengambil resiko kerugian, akibat harga yang tak kunjung turun.

Ketua Persatuan Pedagang Ayam Bandung (PPAB) Yoyo Sutarya, omset yang turun 60 persen, membuat pedagang pedagang terus rugi.

“Akhirnya mereka berinisiatif sendiri untuk mogok. Namun mereka tidak bisa terus begini karena harus cari nafkah lagi,” katanya, Rabu (13/1).

Yoyo berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengatasi hal ini. Soalnya masyarakat kecil lain seperti pedagang ayam goreng, bubur ayam, mie ayam dan kuliner berbahan daging ayam pun terkena imbasnya.

Sebagai bentuk keprihatinan, Yoyo berencana akan membahas ini bersama pengurus Persatuan Pedagang Pasar Tradisional (Pesat). “Mungkin nanti akas dibahas aksi mogok masal agar cepat ada tindakan dari pemerintah,” katanya.

Sementara itu salah seorang pedagang Pasar Banjaran, Kabupaten Bandung Oong (30) mengatakan, sejak dua pekan terakhir, harga ayam hidup dari bandar seharga Rp 26.000 per kilogram. “Akibatnya modal kami sampai jadi daging ayam siap jual mencapai Rp 37.000 per kilogram. Jadi kami menjual Rp 38.000 per kilogram ke konsumen,” ujarnya.

Selain margin keuntungan yang tipis, kondisi itu membuat omset pedagang anjlok hingga 60 persen. Soalnya konsumen pun merasa terbebani dengan harga yang tinggi.

Kondisi itu membuat para pedagang tak jarang harus menjual dagangan mereka di bawah harga modal. “Kalau disimpan di lemari pendingin untuk dijual keesokan harinya, malah tambah rugi karena konsumen sama sekali tidak mau beli,” kata Oong.

Kondisi itu membuat satu demi satu pedagang memilih tak berjualan ketimbang harus merugi. Jumlah pedagang daging ayam yang mogok di Pasar Banjaran pun terus bertambah sampai kini mencapai puluhan orang. (Hanum)

Komentar