CIREBON (CT) – Inflasi rupiah yang diprediksi Bank Indonesia (BI) sebagai Bank Sentral Indonesia mencapai 7,7-8,1% mulai terlihat dari nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika (USD), hingga tengah hari Bloomberg mencatat rupiah melemah hingga 203 poin di posisi 12.670, melemahnya rupiah sebesar itu merupakan yang terbesar selama tahun 2014 ini.
Bank Indonesia sendiri merilis kurs tengah pada 11.30, Senin (15/12), diangka, 12.599 per USD, adapun nilai beli rupiah BI terhadap USD berada diangka 12.536 per USD dan nilai jual di angka 12.662 per USD.
Ketika di hubungi CT melalui Blackberry Massengar, Moh. Yudi Mahadianto selaku pengamat ekonomi Cirebon menuturkan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi turunnya nilai tukar rupiah, yang pertama adalah naiknya nilai USD di mata dunia, dan laju inflasi akibat kenaikan harga BBM.
“Saya juga agak terkejut sebenarnya, belum genap sehari, rupiah langsung melemah 200 poin lebih, namun saya kira ada dua hal yang mempengaruhi, yang pertama akibat naiknya nilai USD di mata dunia dan inflasi akibat kenaikan harga BBM yang mempengaruhi semua sektor,” ujar Sekretaris Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cirebon kepada CT. (CT-125)
Komentar