oleh

GMNI Galang Dana Untuk Balita Penderita Hydrocephalus

MAJALENGKA (CT) – Puluhan aktivis GMNI Kabupaten Majalengka melakukan penggalangan dana untuk bayi Hydrocephalus di ruas jalan KH Abdul Halim Majalengka, Selasa (2/12).

“Penggalangan dana ini akan dilakukan selama dua hari, dana hasil penggalangan dana ini akan diserahkan kepada keluarga korban,” kata Andika Ketua GMNI Majalengka.

Andika menghimbau semua pihak untuk tergerak rasa kemanusiaanya membantu Yuliawati bayi yang mengidap penyakit hidrocevalus.

“Terutama pihak Pemkab Majalengka atau Dinas terkait agar ada perhatian dan rasa empatinya,” tukasnya.

Sebagaimana diketahui Yuliawati bayi berusia tujuh bulan, anak pertama pasangan Ihin Hindrian (39) dan Titi (32) warga Dusun Cikondang, RT 12/04,  Desa Kramatjaya, Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengkamenderita pengakit hydrocephalus sejak lair.

Tubuh bayi tersebut kecil, bagian  kaki juga kecil, kelopak mata semakin kedalam, sementara bagian kepalanya hingga berkuran kurang lebih sebesar bola voly pantai. Meski berat badannya sampai 4 kg namun nampak tidak sehat.

Menurut keterangan orang tuanya Ihin Hindrian dan Titi, penyakit yang diderita anak tersebut  sejak lahir, namun semula mereka tidak mengetahui kalau kepala besar yang terjadi pada anaknya tersebut akibat menderita penyakit.

“Begitu lahir kepalanya sudah besar, namun kami pikir itu akan sembuh seiring berjalannya waktu. Lama kelamaan ternyata bagian kepala semakin membesar, ternyata itu adalah penyakit,” ungkap Ihin.

Ihin mengaku mengetahui penyakit yang diderita anaknya hydrocephalus dari bidan di desanya, yang memberitahukan beberapa hari setelah bayi tersebut lahir. Setelah itu anaknya segera dibawa ke Rumah Sakit untuk menjalani oprasi  di sebuah Rumah Sakit di Cirebon dengan memanfaatkan BPJS. Usai menjalani oprasi bagian kepala kecil seimbang dengan kondisi tubuh lainnya. Namun setelah itu bagian kepala Yuliawati kembali membesar, karena cairan dikepala terus bertambah.

“Yang saya tak tahan melihat anak saya keyika dia terus menangis, mungkin dia tak tahan merasakan rasa sakit,” ungkap Titi. (CT-110)

Komentar