oleh

Gabungan Mahasiswa Demo Tolak BBM dan Blokir SPBU

MAJALENGKA (CT) – Gabungan mahasiswa Majalengka dari GMNI, PMII, HMI, Pepsi, YLBKM, BEM dan Senat Mahasiswa se-Kabupaten Majalengka melakuka aksi demo BBM dengan melakukan blokir Pom Bensin dan Jalan Raya, Rabu (19/11).

Aksi diawali oleh berkumpulnya massa mahasiswa di lapangan Pujasera kemudian menyusuri jalan Jend. Ahmad Yani menuju pendopo Kabupaten Majalengka dan melakukan orasi, kemudian setelah dari pendopo massa mahasiswa bergerak ke arah Jl. KH Abdul Halim dan melakukan pemblokiran jalan di sekitar lampu merah pasar Mambo selama 30 menit dan aksi terakhir melakukan pemblokiran Pom Bensin atau SPBU di depan rumah dinas wakil bupati Majalengka di Jl. KH Abdul Halim selama sekitar setengah jam.

Amelia dari GMNI dalam orasinya mengatakan bahwasanya kebijakan pencabutan subsidi BBM oleh pemerintah mengakibatkan kenaikan harga BBM telah menyakiti hati rakyat Indonesia.

“Terbukti bahwa rezim baru tidak ada bedanya dengan rezim sebelumnya, yaitu sama-sama menyakiti hati rakyat Indonesia karena BBM merupakan kebutuhan dasar dan paling urgen bagi rakyat untuk mobilisasi usaha, pertanian, perdagangan dan lainnya,” tukas aktivis perempuan ini.

Ia mengatakan alasan pemerintah menaikan harga BBM dengan mengatakan subsidi salah sasaran menunjukan pemerintah terkesan ceroboh karena mengambil kebijakan yang menyengsarakan rakyat.

Di tempat yang sama Kiki aktivis HMI mengatakan pemerintah mengambil kebijakan yang terlalu instan dengan cara membebani rakyat dengan menaikan harga BBM. Padahal menurutnya jika pemerintah cerdas tidak perlu mencabut subsidi di waktu yang tidak tepat.

“Solusi alternatif menanggulangi persoalan ini bisa dengan optimalisasi pengelolaan pajak negara, memberantas mafia Migas. Bukan malah menjadi pahlawan kesiangan yang membawa kartu sakti padahal anggarannya dari rakyat melalui BBM sementara harga minyak dunia sedang turun,” ungkapnya.

“Mengapa kebijakan tersebut terkesan dipaksakan? Pemerintah menyiapkan penangkal untuk rakyat miskin dengan kartus Indonesia Sehat, kartu Indonesia Pintah, kartu Indonesia Sejahtera. Program kartu-kartu tersebut tidak lain adalah cara pemerintah mendidik rakyat menjadi pengemis, apa bedanya dengan SBY ?,” tukasnya.

Sedangkan Ilham aktivis PMII mengatakan kenaikan harga BBM mengakibatkan harga bahan pokok ikut naik dan sangat menyengsarakan rakyat. Terlebih UMK di Majalengka sendiri rendah.

“Semua ini semakin menambah penderitaan rakyat Majalengka. Apalagi yang menjadikan semakin miris adalah ketika Pemda Majalengka dan para wakil rakyat berencana menaikan biaya kesehatan,” ungkapnya. (CT-110)

Komentar