oleh

Finger Painting, Cara Asyik Belajar Masa Pandemi

Masa pandemi covid-19 yang belum berkesudahan menyebabkan permasalahan baru terutama di dunia Pendidikan. Perubahan drastis pada sistem pembelajaran ini berdampak pada peserta didik, guru, bahkan orang tua, karena awalnya pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka beralih dengan pembelajaran dalam jaringan (daring). Sangat dikhawatirkan apabila terdapat peserta didik yang mengalami loss learning. Dengan begitu, melalui Program Kampus Mengajar Angkatan 1 Sekolah Dasar yang berada di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan terluar) Indonesia dapat terbantu pembelajaran pada masa pandemi yang berorientasi literasi dan numerasi untuk menjembatani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.

Salah satu Program Kampus Mengajar di SD Negeri Cikaracak III, Kec. Argapura, Kab. Majalengka adalah finger painting. Finger-painting merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskipsikan melukis menggunakan jari tanpa bantuan alat lukis seperti kuas. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran tidak terkesan monoton dan membuat bosan peserta didik, akibat loss learning. Dengan metode pembelajaran yang bervariasi dan menggunakan media pembelajaran yang berbeda diharapkan proses pembelajaran bisa berjalan dengan efektif, kreatif, inovatif, dan efisien. Proses pembelajaran seperti ini disebut juga dengan metode bermain sambil belajar.

Penelitian membuktikan bahwa dengan menerapkan metode bermain melalui kegiatan finger painting dapat meningkatkan motorik halus pada peserta didik di suatu sekolah TK. Berdasarkan data tersebut, finger painting tidak ada salahnya diterapkan pada peserta didik SD kelas 1 dan kelas 2. Dengan alat dan bahan yang sederhana yaitu kertas HVS, pasta gigi, dan pewarna makanan, serta palet. Peserta didik akan merasa antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan finger painting. Kegiatan pembelajaran yang menggunakan finger painting dirasa cocok sebagai upaya peningkatan literasi pada peserta didik terutama dalam literasi sains. Peserta didik membuat poster dengan berbagai macam coretan yang sesuai dengan tema yang dibahas yaitu air, bumi, dan matahari.

Selain itu juga, kegiatan Finger Painting bisa digunakan sebagai implementasi metode art therapy dalam konseling oleh konselor kunjung. Konselor kunjung atau disebut juga roving counselor merupakan seseorang yang dapat membantu peserta didik di sekolah dasar untuk mencapai perkembangan yang optimal. Dalam hal ini, art therapy merupakan proses terapeutik yang menggunakan media seni sebagai asesmen dan intervensi untuk mengatasi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar terutama bagi peserta didik yang mengalami loss learning. Selama proses pembelajaran pada masa pandemic ini, banyak ditemukan peserta didik yang cenderung pasif, sehingga ini berpengaruh terhadap aktivitas pembelajaran yang kurang maksimal dan hasil belajar yang didapat peserta didik mengalami penurunan.

Finger Painting ini diharapkan dapat mereduksi kesulitan belajar peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dalam membaca, berhitung, menulis. Tidak hanya konselor kunjung saja yang dapat menerapkan kegiatan finger painting ini. Guru Kelas pun dapat menggunakannya sebagai inovasi pembelajaran di kelas. Dengan demikian, proses pembelajaran dapat membangkitkan kreatifitas peserta didik.

Dari paparan tersebut, begitu besar manfaat dari finger painting yang sangat beragam bagi peserta didik, diantaranya untuk meningkatkan motoric halus peserta didik, membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akibat loss learning, dan masih banyak lagi manfaat lainnya. Dengan begitu, guru-guru dapat mencari berbagai inovasi pembelajaran masa pandemi yang dapat diterapkan pada peserta didik agar dapat meningkatkan antusias, partisipasi, dan semangat peserta didik.

Penulis: Annisa Rizqi Febriani, Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Universitas Ahmad Dahlan

Komentar