oleh

Film-Film yang Dilarang Tayang di Indonesia

Ilustrasi

CIREBON (CT) – Film-film bagus merupakan tontonan yang tidak boleh dilewatkan. Tetapi, film yang dianggap tidak sesuai dengan nilai dan budaya Indonesia serta menyinggung SARA, jangan berharap bisa tayang di negeri ini. Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia adalah lembaga yang berhak melakukan penyensoran adegan film. Tidak hanya menghilangkan adegan-adegan tertentu, LSF juga berhak melarang peredaran sebuah film secara nasional. Berikut film-film yang gagal tayang di Indonesia.

  1. True Lies (1994). Film yang diproduksi Amerika Serikat ini bergenre “action”. Rilis pada 1994, film ini disutradarai dan ditulis oleh James Cameron. Para pemerannya antara lain adalah Arnold Schwarzeneger, Jamie Lee Curtis, Tom Arnold, Art Malik, Tia Carrere, Bill Paxton, Eliza Dushku, Grant Heslov dan Charlton Heston. True Lies bercerita tentang seorang penyamar (mata-mata) yang oleh keluarganya dianggap hanya seorang salesman biasa yang membosankan. Harry Tasker (Arnold Schwarzenegger) ternyata bukan sembarang salesman, ia melacak rudal nuklir dengan kepemilikan orang Arab bernama Aziz (Art Malik). Misi Harry ini semakin rumit ketika ia dihadapkan juga dengan masalah kehidupan dan keluarganya. Berdurasi 141 Menit, film ini dituduh sebagai film yang melecehkan agama Islam, sebab True Lies membawa isu SARA yang dikhawatirkan dapat menimbulkan kesalahfahaman tentang Arab ang diidentik dengan Islam dan teroris. Pemahaman ini yang kemudian membuat LSF melarang pemutarannya di seluruh Indonesia.
  2. Senyap (2015). Last but not least, film “Senyap” atau versi internasionalnya adalah Look of Silence merupakan dwilogi yang kontroversi dari tangan sutradara Joshua Oppenheimer.Meski kandungan kontroversi, film Senyap ternyata masuk nominasi Oscar 2016 yang sebentar lagi akan diumumkan pemenangnya. Namun, sebelumnya, Senyap sudah membawa pulang, setidaknya 5 penghargaan dari Italia.Film Senyap menceritakan tentang para pelaku pelanggaran HAM di Indonesia, khususnya mengenai aktivitas penghilangan orang yang dianggap berbeda aliran politik. Seperti Jagal, Senyap juga bersetting peristiwa pembantaian G30S PKI tahun 1965 sehingga bila film ini ditonton banyak orang, sangat mengkhawatirkan.
  3. Balibo (2009). Akhir 2009, film asal Australia berjudul “Balibo” rilis di ajang JIFFest di Indonesia. Namun karena muatan cerita film mengandung sejumlah kontroversi politik di Indonesia, LSF melarang pemutarannya. Tidak heran, film bersetting 1975 ini gagal ditonton masyarakat Indonesia. Padahal film ini menangkat Timor Leste yang menyatakan diri sebagai negara yang merdeka setelah 400 tahun berada dalam jajahan Portugis. Sembilan hari kemudian, Indonesia melakukan penyerbuan ke negara kecil tersebut. 5 orang jurnalis Australia yang berusaha meliput apa yang terjadi dinyatakan hilang dalam peristiwa penyerbuan di sebuah tempat bernama Balibo. (Net/CT)

Komentar