oleh

BBM Mahal dan Cuaca Buruk, Pengrajin Perahu Terancam Gulung Tikar

CIREBON (CT) – Perajin perahu di Desa Gebang Kulon, Kecamatan Gebang mengeluh, pasalnya bahan baku pembuatan perahu mulai langka dan mahal. Ditemui CT, Rabu (24/12), Arsono (42) Perajin kapal Desa Gebang Kulon, dirinya merasa sulit mencari bahan baku, karena faktor cuaca dan kalaupun ada harganya mahal.

“Dulu, sebelum BBM naik dan cuaca tidak begini, untuk bahan baku mudah dicari, tapi sekarang sulit dan kalaupun ada harganya mahal, karena ongkos transport naik,” ujarnya.

Arsono sudah 10 tahun membuat perahu untuk nelayan di Cirebon maupun luar kota. Dalam sebulan, ia bisa membuat 1 perahu ukuran 290 CM X 11 M, namun karena kendala cuaca dan kenaikan BBM bahan baku sulit dicari dan kalaupun ada, harganya mahal, sehingga ia bisa membuat kapal ukuran yang sama sampai 3 bulan.

Biasanya bahan baku yang digunakan ialah kayu jati, ia peroleh dari Kuningan. Untuk satu buah perahu, ukuran 290 CM X 11 M dihargai Rp. 40.000.000, dari harga tersebut, Arsono bisa memperoleh keuntungan bersih Rp. 3.000.000 dengan modal Rp. 37.000.000.

Arsono mengharapkan perhatian dari pemerintah, terkait persoalan yang sedang dihadapinya, agar usaha yang sudah lama digelutinya dan teman-teman lain yang satu profesi tidak gulung tikar.

“Saya harap pemerintah memperhatikan nasib kita, yang kesulitan dalam mencari bahan baku dan juga terkait modal, agar kami tidak gulung tikar,” harapnya.

Sebelumnya, dirinya bersama teman-teman satu profesi pernah mengajukan ke pemerintah terkait bantuan modal, namun sampai sekarang belum ada realisasinya. (CT-127)

Komentar