oleh

Antisipasi Sawah yang Hilang Akibat Proyek BIJB, Distankan Majalengka Sediakan Lahan Tidur

MAJALENGKA (CT) – Maraknya berbagai pembangunan megaproyek di wilayah Kabupaten Majalengka, mengakibatkan banyaknya alih fungsi lahan pertanian dan lahan pertanian di khawatirkan semakin menyempit.

Untuk menanggulangi fenomena tersebut, Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Majalengka akan membuka beberapa lahan tidur untuk dijadikan areal pertanian.

“Kami sudah petakan dan akan membuka lahan tidur untuk dijadikan areal pertanian. Sehingga meskipun terjadi alih fungsi lahan misalnya untuk Bandara Internasional Jawa Barat dan Jalan tol Cikapali dan Cisumdawu, areal pertanian di Majalengka tetap aman,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka H. Wawan Suwandi, Kamis (18/12).

Ia mengatakan meskipun lahan seluas 5000 hektar akan terlibas sejumlah proyek pembangunan seperti Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan proyek tol Cikapali dan Cisumjati namun lahan pertanian di Majalengka masih aman dan terkendali.

“Alih fungsi lahan BIJB sudah tertuang dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) nasional dan sudah diatur dalam UU nomor 41 tahun 2009 dan tidak mengganggu lahan pertanian di Majalengka seluas 50.000 ribu hektar karena yang terpakai hanya 5 ribu hektar saja, jadi sisanya kurang lebih 90 persen ditambah lahan tidur yang akan dibuka sehingga lahan pertanian Majalengka masih aman,” jelasnya.

Lebih lanjut Wawan mengatakan bahwa Kabupaten Majalengka sampai sekarang ini masih bisa menyuplai beras dan gabah ke luar daerah dan belum mengimpor dari luar daerah.

“Kami optimis beberapa tahun ke depan lahan pertanian Majalengka masih aman, faktanya sampai sekarang produksi beras kita masih surplus,” ujarnya.

Wawan mengatakan sejak tahun 2010 produksi beras Majalengka selalu surplus yaitu 334.644 ton dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi 560.324 ton dan meningkat lagi tahun 2013 menjadi 624.800 ton sedangkan hasil panen 2014 masih dalam penghitungan karena MT III baru berakhir.

“Meskipun terjadi alih fungsi lahan dan anomali iklim namun setiap tahun produksi beras Majalengka selalu meningkat karena selain pembukaan lahan tidur kami juga menerapkan teknologi tepat guna dalam pertanian,” ujarnya.

Teknologi yang digunakan dan telah dilaksanakan oleh petani dengan bimbingan PPL itu menurutnya yaitu penggunaan varietas unggul padi, pemberian pupuk organik, pengaturan populasi tanam, pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan zat hara tanah, pengendalian hama terpadu, pengolahan tanah sesuai musim tanam dan pola tanam serta pengairan yang efektif dan efisien.

“Untuk pengairan sendiri , kami mempunyai program jaringan irigasi desa dan jaringan tata usaha tani,” ungkapnya. (CT-110)

Komentar