oleh

Angka Kematian Ibu dan Bayi di Majalengka Menurun

MAJALENGKA (CT) – Angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Majalengka, kini sudah tergolong baik, kasusnya jauh di bawah angka kematian ibu dan bayi serta balita tingkat Jawa Barat yang mencapai lebih dari 300 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka dr. Gandana Purwana, mengatakan jumlah angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Majalengka untuk tahun 2015 sebanyak 280 kasus. Terdiri dari kematian ibu sebanyak 20 kasus dan bayi sebanyak 160 kasus. Sedangkan tahun 2016 hingga Juni angkanya lebih rendah bila dibanding tahun lalu diperiode yang sama.

“Yang pasti untuk tahun ini kasusnya rendah,” jelas Gandana, Rabu (20/07)

Penyebab kematian untuk ibu melahirkan menurut Gandana adalah akibat pendarahan dan terlambat penanganan medis karena melahirkan di rumah, hipertensi serta penyakit gula darah. Sedangkan penyebab kematian bayi kebanyakan akibat menderita penyakit paru, ispa, berat lahir rendah, atau lahir dimasa usia kehamilan masih mudah.

“Penyebab itu semua diantaranya akibat gizi ibu yang kurang,” ungkap Gandana.

Gandana menyebutkan kini pihaknya terus berupaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi diantaranya lewat cara melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan difasilitas pelayanan kesehatan, menempatkan bidan di seluruh desa untuk menolong persalinan dan pemantauan ibu hamil, mengatur angka persalinan.

Selain itu penyediaan pasilitas pelayanan kesehatan disetiap Puskesmas dan penyediaan ambulan guna memudahkan mobilisasi pasin ketika mengalami persalinan serta mengepektifkan kembali Posyandu. Dan yang terpenting adalah memberian gizi seimbang bagi ibu hamil karena penyebab tertinggi AKI adalah kekuangan gizi.

Makanya untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi sebetulnya menurut Gandana butuh bperan serta semua pihak agar masyarakat bsia sejahtera. Dengan hidup sejahtera anak-anak tidak akan ada lagi yang mengalami gizi buruk dan ibu hamil juga tidak akan kekurangan gizi.

“Sekarang semua dukun bayi tidak diperbolehkan memberikan pertolongan kelahiran tanpa didampingi bidan. Makanya sekarang semua ibu hamil terus dihimbau untuk memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas agar kesehatan ibu dan bayi terjaga betul,” ungkap Gandana Purwana.

Sementara itu berdasar data yang dimiliki Dinas Kesehatan angka kematian ibu dan bayi terus menunjukan penurunana, di Tahun 2013 angka kemtian ibu akibat melahirkan mencapai 30 orang, sedangkan kematian bayi mencapai 247 kasus.

Tahun berikutnya 2014 angka kematian ibu akibat melahirkan turun 9 kasus atau menjadi sebanyak 21 kasus, dan angka kematian bayi turun 67 kasus atau menjadi sebanyak 179 kasus. (Abduh)

Komentar