oleh

Agama dan Budaya bagai Suami-Istri yang Harmonis

Citrust.id – Agama dan budaya sejatinya tidak terpisahkan. Keduanya berkelindan sejak dulu. Penyebaran agama Islam di Indonesia pun tidak terlepas dari peran budaya dan kearifan lokal.

Demikian salah satu pembahasan dialog lesehan budaya di Pendopo Anak Negri, Bandongan Lor, Kaliwadas, Kabupaten Cirebon, Sabtu (5/10) malam.

Acara yang disiarkan melalui live streaming Youtube oleh Wamimma TV itu menghadirkan dua pemateri utama, yakni KH Buya Syakur Yasin, MA, dan KH Husein Muhammad.

Dialog makin hidup dengan pemaparan maupun pertanyaan yang dilontarkan para panelis. Mereka adalah Pangeran Raja Muhammad Qodiran (Patih Keraton Kanoman Cirebon), Akbarudin Sucipto (DK Cipto), Ubay Baequni (Lesbumi PCNU Kab. Cirebon), Iful Azka (Lesbumi PCNU Kota Cirebon), Nico Bruer (Sinau Art), dan Farihin (Pustaka Wangsa Keraton Kanoman).

Sebagai moderator, yakni aktivis Syaiful Badar. Tema yang diangkat adalah Agama Islam dan Budaya Lokal dalam Dinamika Kehidupan Masyarakat.

Pada kesempatan itu, KH Buya Syakur Yasin, MA, menerangkan, bentuk perpaduan agama dan budaya banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Agama sebagai akidah murni dan budaya sebagai tatanan sosial sekaligus pemersatu bangsa.

Pengasuh Ponpes Candangpinggan Indramayu itu menyayangkan jika ada pihak yang membenturkan agama dan budaya. Menurutnya, tidak masalah jika agama dan budaya dipadukan.

Jadi masalah ketika agama dibawa ke ranah politik. Sekalipun sama-sama beragama Islam, tapi jika sudah di ranah politik bisa saling bertengkar dan bermusuhan.

“Agama dan budaya seperti hubungan suami dan istri yang harmonis. Tidak usah dibenturkan,” ucap Buya Syakur.

Senada, KH Husein Muhammad menyampaikan, agama dan budaya tidak bisa dipisahkan. Agama sebagai basis spiritual individu. Wujudnya adalah budaya.

Pimpinan Ponpes Dar Al Tauhid dan Fahmina Institute itu menambahkan, agama adalah basis spiritual yang ada di dalam diri dan bisa diekspresikan melalui budaya.

“Budaya adalah bentuk kreativitas, inovasi, cinta, dan keindahan. Melalui budaya akan terbangun peradaban yang manusiawi,” jelas Kang Husein, sapaan akrabnya.

Sementara itu, Patih Keraton Kanoman Cirebon, Pangeran Raja Muhammad Qodiran, yang hadir sebagai panelis mengutarakan, agama dan budaya saling berkaitan.

“Para leluhur kita dahulu saat menyebarkan agama pun melalui pendekatan budaya,” ucapnya.

Muhammad Amin Hidayat dari Kelompok Belajar Anak Negri, mengutarakan, diskusi seperti itu diharapkan bisa secara berkala diadakan.

“Bila perlu diadakan setiap bulan. Banyak yang bisa dikupas seputar agama dan budaya,” katanya. (Haris)

Komentar