oleh

Lurah Larangan Ajak Warga Bersihkan Lingkungan Antisipasi DBD dan Diare

CIREBON (CT) – Musim hujan sudah datang, selain waspada tentang bencana banjir, masyarakat juga harus waspada dari ancaman penyakit, yang kerap menyerang pada musim hujan. Seperti misalnya Diare dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini adalah dua penyakit yang kerap dialami masyarakat pada saat musim hujan. Pasalnya, sumber kedua penyakit itu muncul saat musim hujan. Dengan ancaman penyakit tersebut, Pemerintahan Kelurahan Larangan menghimbau kepada para warganya agar dapat menjaga kebersihan lingkungannya.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, Trimulyaningsih SKM MKM, menjelaskan, kedua penyakit tersebut kerap muncul pada musim hujan, karena penyakit itu timbul dari genangan air dan sampah basah disekitar lingkungan. Untuk diare sendiri, disebabkan oleh sampah terbuka yang basah. “Setelah sampah tersebut basah, akan semakin banyak lalat dan lalat tersebut hinggap pada makanan yang kita konsumsi, sehingga akhirnya menyebabkan diare,” tuturnya.

Sementara untuk demam berdarah sendiri, jelas Tri, disebabkan karena semakin banyaknya genangan air akibat diguyur hujan, akan terdapat genangan di beberapa wilayah. Genangan air tersebut cukup lama, sehingga akhirnya menjadi tempat pembuahan jentik nyamuk. Akhirnya genangan berubah menjadi sarang nyamuk aedes aegypti.

Tri mencatat di tahun 2014 ini, penderita diare mencapai 16.467 kasus. Sementara untuk DBD sendiri, tercatat hingga 308 kasus dan 7 kasus diantaranya meninggal dunia. Angka kematian akibat DBD ini justru meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 3 kasus meninggal.

“Untuk kasus diare juga tidak bisa dianggap main-main. Meski memang seolah mudah sembuh, namun penangannya harus tepat. Jangan sampai terlambat karena pasien mengalami dehidrasi,” lanjutnya.

Lalu bagaimana upaya pencegahannya? Tri mengatakan, Dinkes Kota Cirebon sudah mencoba melakukan berbagai sosialisasi dan penyuluhan. Termasuk tindakan pemberantasan sarang nyamuk. Hanya saja, jelas Tri, pencegahan utama harus dimulai dari lingkungan keluarga, yaitu dengan membiasakan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan melakukan 3M untuk mencegah DBD.

3M yang dimaksud adalah menguras tempat penampungan air, menutup dan menimbun barang barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. “Bisa diawali dengan hal kecil yaitu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Menutup makanan dengan tutup saji. Bila sudah dibiasakan, kecil kemungkinannya akan terkena penyakit diare dan DBD,” lanjutnya.

Sementara itu, Lurah larangan, Sutisna, punya cara sendiri untuk mengajak masyarakatnya hidup bersih. Secara rutin setiap seminggu sekali, masing-masing RW di kelurahan Larangan menggelar kerja bakti. Secara gotong royong, warga membersihkan ilalang, membersihkan saluran dan juga sampah yang terdapat didalam sungai Cikalong dan Cikenis.

“Ini memang salah satu cara kami untuk mengantisipasi penyakit yang mungkin menyerang saat musim hujan, selain itu, kegiatan ini kami lakukan sebagai salah satu upaya pencegahan banjir yang sering terjadi dikawasan perumnas,” tuturnya kepada CT.

Secara resmi, kelurahan mengirimkan surat pada masing-masing pengurus RW, untuk melakukan kerja bakti secara rutin. Hal ini diakui Sutisna cukup manjur untuk menekan wabah penyakit di wilayahnya.

Terbukti untuk kasus DBD di Kelurahan Larangan ini tidak banyak yang terkena penyakit tersebut. “Memang sejumlah kegiatan ini kita coba biasakan. Karena hal ini juga untuk kebaikan masyarakat, Alhamdulillah di Kelurahan Larang ini tidak ada warga kami yang terkena penyakit DBD, mungkin kalau diare masih ada.” Pungkasnya. (CT-104)

Komentar