oleh

Kebiasaan Buruk, Penghalang Ibadah!

Oleh FARIQ GASIM ANUZ

SORE di hari jumat, hati terasa gersang tanda keimanan meredup. Waktu mustajab doa tidak dimaksimalkan. Wahai Rabb kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri, jika Engkau tidak ampuni dan rahmati kami niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.

Setelah berbuka puasa, tiba-tiba seorang teman mengajak menengok ustadz Abdullah Bani’mah. Beliau seorang dai muda yang lumpuh total seluruh tubuhnya kecuali kepalanya saja yang bisa digerakkan. Hati seakan terbang penuh kegembiraan mengingat bermajelis dengan orang sakit dan menengoknya merupakan obat mujarab, semoga Allah membersihkan karat hati dan menghapuskan dosa hamba-Nya.

Beliau sedang sakit radang saluran kencing dan keracunan dalam darah. Beliau sempat dirawat di rumah sakit di Jeddah selama tiga pekan, dan baru pulang ke rumah beberapa hari lalu.

Beliau bercerita bahwa sempat merasakan sakit yang dia kira bahwa itu sebagai sakaratul maut. Semoga Allah menyembuhkannya. Selesai shalat isya, ustadz Abdullah mengajak saya ikut menemani ke poliklinik untuk periksa di laboratorium. Dalam perjalanan ke poliklinik ustadz Abdullah memberikan beberapa nasihatnya.

“Janganlah Anda heran kepada orang yang mengetahui bahwa pintu-pintu jannah dibuka di bulan Ramadhan, tapi ia tidak memasukinya! Heranlah kepada orang yang mengetahui bahwa pintu-pintu neraka di tutup di bulan Ramadhan tapi ia malah mengetuk pintu neraka minta untuk dibuka!”

“Kebiasaan buruk, penghalang ibadah! Sebagian orang di bulan Ramadhan masih sempat menonton sinetron. Sebagian lagi merokok saat berbuka atau sahur. Ketika ditegur, ia menjawab bahwa ini sudah menjadi kebiasaan. Sebagian manusia juga menjadikan makan saat berbuka sebagai balas dendam akibat lapar di siang hari sehingga makan dan minum berlebihan.”

Astaghfirullah, Bagaimana dengan kemaksiatan atau keburukan yang lebih parah lagi dari menonton sinetron, merokok dan berlebihan dalam makan dan minum?

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Allah berfirman, “Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari Muslim)

Amalan-amalan selain puasa telah terukur kadar pahalanya untuk manusia. Bahwa ia akan dilipatgandakan dari sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat kecuali puasa. Allah sendiri yang akan memberi pahala tanpa batasan.

Ibadah puasa manifestasi dari kesabaran. Allah berfirman yang artinya,

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar 10)

Ustadz Abdullah memberikan permisalan, “Jika seorang ayah memberikan pakaian lebaran yang mahal untuk anaknya. Ia serahkan pakaian tersebut kepada anaknya agar dikenakan saat lebaran. Sebelum lebaran si anak menyetrika baju tersebut lalu terbakar dan pakaian itu menjadi hangus. Apakah pakaian tersebut akan dikenakannya saat Idul Fitri? Tentu Tidak! Allah telah menjanjikan pahala yang berlimpah dan ampunan yang banyak bagi yang menjalankan ibadah puasanya, karena keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah. Jangan Anda nodai bulan Ramadhan ini dengan dosa dan maksiat!”

Semoga Allah melindungi kita semua dari kelalaian dan ketergelinciran yang dapat merusak ibadah puasa kita. Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita agar dapat meningkatkan kwalitas dan kwantitas amal ibadah kita, sehingga kita dapat menggapai predikat sebagai orang-orang yang bertakwa, amin. []

Komentar