oleh

Cuaca Buruk, Sejumlah Harga Sayuran Naik

Citrust.id – Harga komoditas sayuran cabe merah dan cabe kriting di pasar tradisional di Majalengka melonjak hingga mencapai Rp20 ribu untuk setiap kilogramnya, atau menjadi Rp 60 ribu per kg dan cabe keriting mencapai Rp50 ribu per kg naik sebesar Rp15 ribu per kg.

Kenaikan harga terjadi juga pada sejumlah komoditas sayuran lainnya, terkecuali cabe rawit yang mengalami penurunan sebesar Rp10 ribu per kg, yang semula Rp35 ribu per kg, kini turun Rp25 ribu per kg.

Kenaikan harga terjadi sejak sepekan yang lalu, diduga dipicu akibat curah hujan yang sangat tinggi sehingga produksi cabe turun dan pasokan berkurang.

Menurut keterangan sejumlah pedagang di Pasar Tradisional Talaga, awalnya harga cabe merah hanya mencapai Rp40 ribu per kg, dan cabe kriting seharga Rp35 ribu per kg. Belakangan pasokan cabe merah dari Jawa Tengah Lemahsugih serta Argapura berkurang, sehingga harga di pasar induk Maja mengalami kenaikan, dampaknya harga jual di tingkat eceran juga melonjak.

“Akibat kenaikan harga tersebut, omzet penjualan juga berkurang,” ungkap Titin (49) pedagang sayuran di pasar Talaga Kabupaten Majalengka, Rabu (14/03).

Harga sayuran lainnya yang mengalami kenaikan adalah bawang merah, yang semula hanya Rp20 ribu per kg, kini naik Rp10 ribu untuk setiap kilogramnya atau menjadi Rp30 ribu per kg. Kol yang semula hanya Rp3.500 per kg kini naik menjadi Rp 5 ribu hingga Rp6 ribu per kg, pecay yang semula hanya Rp2 ribu per kg, kini naik dua kali lipat menjadi Rp4 ribu per kg, tomat juga demikian yang semula hanya Rp7 ribu per kg, kini naik menjadi Rp12 ribu per kg.

Harga yang mengalami lonjakan tinggi juga terjadi pada harga kentang, malah untuk kentang dieng kini mencapai Rp18 ribu hingga Rp20 ribu per kg, padahal awalnya hanya mencapai Rp12 ribu per kg saja.

“Kenaikan dinilai wajar karena cuaca buruk cukup lama, sayuran mudah membusuk sehingga berpengaruh terhadap harga jual,” ungkap Burhan pedagang sayur lainnya.

Jojo petani sayuran di Blok Cakrawati, Desa Lemahputih, Kecamatan Lemahsugih mengungkapkan, naiknya harga sayuran di tingkat petani tidak banyak menguntungkan bagi petani, karena produksi yang turun akibat banyaknya hama yang menyerang sayuran.

“Dua bulan terakhir muncul kabut tebal setiap saat terjadi disertai gerimis, akibatnya serangan hama tumbuh subur. Ulat dan jamur menyerang semua tanaman tomat, cabe dan bawang. Jika kabut tebal hama sulit dibasmi dengan cara apapun,” ungkap Jojo.

Akibat serangan hama tersebut tanaman jadi busuk, terlebih cabe dan tomat buahnya hitam, tak lama kemudian jatuh akibat busuk.

“Baru beberapa hari belakangan kabut mulai tipis, tapi hujan malam terus terjadi. Hujan malam ini sama dengan menyuburkan jamur dan ulat,” jelas dia. /abduh

Komentar