oleh

Bajak Sawah Tradisional Tetap Bertahan di Era Modern

KUNINGAN (CT) – Kemajuan jaman yang serba dilengkapi kecanggihan alat – alat modern. Seperti, mesin pemotong rumput, mesin bajak sawah, dan berbagai alat kebutuhan lainnya. Tampaknya tidak menyurutkan semangat Wawan (35) dalam menekuni usahanya sebagai pembajak sawah gaya tradisional.

Wawan yang juga warga Kecamatan Kuningan, tetap setia terhadap batangan usaha dalam memberikan jasa pembajakan lahan sawah di sekitar lingkungannya. “Meski terlihat lambat dalam menggarap lahan sawah untuk di tanami padi, namun kesetiaan saya pada kerbau dan alat bajak ini tetap menjadi kebanggan sebagai petani penggarap sawah,” katanya.

Wawan menceritakan, keunggulan dalam mengolah tanah oleh alat tradisional ini memang lebih menjanjikan terhadap kualitas produk beras kelak. Sebab, mengenai teknis dalam penggarapan tanah yang sebelumnya digeburkan alias di bajak itu memberikan tingkat kesuburan zonasi penanaman. “Belum lagi dengan pupuk alami atau kotoran kerbau saat membajak. Kemudian, melihat kontur tanah yang di kali dalam pembajakan ini lebih dalam daripada usaha yang dilakukan oleh mesin traktor,” katanya.

Selain itu, pembajakan seperti ini, tentunya memberikan keberkahan terhadap mahluk hidup. “Ya, meski tidak mahal bayarannya. Tapi saya bangga memilik kerbau yang bisa bermanfaat dalam memenuhui kebutuhan hidup keluarga,” ujarnya.

Disebutkan, sebagai penghasilan usai melakukan jasa pembajakan di areal persawahan. Itu relatif lebih murah daripada honor yang diberikan atas jasa pembajak oleh mesik traktor. “Yang pasti bayaran dalam bajak tradisional lebih murah saj,” katanya. (CT-111)

Komentar