oleh

Azkhana Abdillah, Bayi Tujuh Bulan Harus Cangkok Hati

Citrust.id – Azkhana Abdillah (7 bulan), bayi mungil yang kini hanya bisa berbaring dengan perut semakin membuncit dan mata menguning. Kondisi kesehatan putra bungsu pasangan Ine Srimulyati (24) dan Muslim Mulyadi (33) warga Dusun Sukasari RT 17 RW 05 Desa/Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan sangat memprihatinkan.

Menurut Sri, putra bungsunya itu menderita penyakit langka atresia bilier atau kelainan saluran empedu hingga kini belum ada obatnya.

“Akibat penyakit tersebut, tumbuh kembang Azkha terbilang lambat dibanding bayi seusianya. Bahkan untuk asupan makanan, Azkha tak lagi diberi ASI melainkan hanya susu formula khusus yang dimasukkan melalui selang langsung ke lambungnya,” ungkap Ibu ini kepada wartawan saat ditemui di rumahnya, Minggu (18/11/2018).

Pada mulanya, saat masih baru berusia dua hari setelah kelahiran. Bentuk kotoran Azkha berwarna pucat seperti dempul, sehingga langsung diperiksakan ke bidan sekaligus konsultasi. Kemudian, bidan menduga ini disebabkan karena kurang makan protein, sehingga dari itu pun mengikuti saran bidan untuk makan banyak protein. Namun cara tersebut tidak membuat fases Azkha menjadi normal. Hingga akhirnya pada saat usia kelahiran 3 minggu Azkha mengalami kejang-kejang padahal dia tidak sedang sakit maupun demam.

Azkha pun langsung masuk ke ruangan ICU dan menjalani terapi laser selama beberapa hari. Melihat kondisi tubuh Azkha yang menguning, dokter RSUD ’45 saat itu telah menduga bayinya tersebut mengalami kelainan hati sehingga untuk penanganan lebih lanjut merujuknya ke RSCM karena keterbatasan alat di rumah sakit daerah tersebut.

Sekarang yang harus dia lakukan adalah menjaga kondisi tubuh Azkha, agar selalu sehat sehingga bisa segera dilakukan operasi. Untuk biaya pengobatan, dirinya mengaku sudah mempunyai kartu BPJS sehingga dipastikan untuk proses operasi Azkha akan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah alias gratis.

“Setahu saya itu, masih butuh dana besar untuk biaya screening dan operasi transplantasi hati ditambah biaya pasca operasi yang diperkirakan mencapai Rp200 juta – Rp300 juta,” ujarnya.

Terpisah, Camat Subang Indra Bayu mengaku sudah mengetahui keberadaan salah satu warganya yang menderita penyakit atresia bilier tersebut dan akan segera ditindaklanjuti. Namun demikian, Indra belum mengetahui secara pasti kondisi kesehatan dan penanganannya karena selama ini bayi Azkha banyak menjalani pengobatan di Jakarta.

“Saya pun baru tahu jika masih dibutuhkan biaya besar untuk operasi dan lainnya. Sehingga ini menjadi informasi yang sangat berharga untuk kami tindaklanjuti. Secepatnya saya akan menengok keluarga bayi Azkha, dan tidak menutup kemungkinan kami akan turut serta mencari jalan untuk memenuhi biaya tersebut seperti penggalangan dana dan lainnya,” ujar Camat Indra saat dikonfirmasi di kantornya./pay

Komentar